Banyak manfaat yang didapatkan dengan menerapkan konsep green roof pada atap bangunan atau rumah. Namun perlu pula diperhatikan, bagaimana cara dan prinsip penerapannya.
PropertiTerkini.com – Penerapan konsep infrastruktur hijau, salah satunya adalah green roof, kini semakin diminati di belahan dunia. Ini merupakan salah satu cara dalam mengatasi semakin terbatasnya lahan, terutama di perkotaan akan ruang-ruang terbuka hijau.
Baca Juga: Gedung Baru Sekretariat ASEAN Bakal Bersertifikat Gedung Hijau Tingkat Platinum
Green roof merupakan sebagian atau seluruh permukaan atap suatu bangunan yang ditutupi oleh vegetasi dan media tumbuh yang ditanam diseluruh lapisan/membran yang tahan air. Namun seringkali disalahartikan antara green roof dengan roof garden. Sehingga perlu dipahami bahwa kedua hal tersebut memiliki konsep yang berbeda satu sama lain.
Bahkan Rudy Dewanto dalam laman resminya, rudydewanto.com menjelaskan bahwa green roof masih kalah pamor dengan istilah roof garden dan kadang juga sering disalahartikan dengan istilah vertical landscape.
Roof garden yaitu adanya tanaman dalam suatu wadah pot tanaman sehingga terbentuk suatu taman. Berbeda halnya dengan konsep green roof, yaitu sebuah struktur bangunan terintegrasi yang memungkinkan adanya sistem drainase di seluruh permukaan atap yang menekankan pada pengelolaan stormwater.
Baca Juga: Samara Suites Terima Sertifikat Bangunan Hijau
Lebih rinci diterangkan, green roof merupakan layer atau lapisan struktur konstruksi hijau yang terdiri dari media pertumbuhan/tanah dan media tanaman di atas sebuah bangunan. Berbeda dengan istilah cool roof yang berarti lapisan material yang membalikkan atau merefleksikan energi cahaya matahari daripada mengabsorsinya atau kita juga mengenal istilah bituminous roof yang merupakan cara tradisional melapisi lapisan atap dengan bahan seperti aspal atau tar.
Sejatinya, konsep green roof sudah mulai dikenal manusia pada abad ke 7. Salah satunya adalah Taman Gantung Babylon atau The Hanging Garden Babylon. Semua mahakarya yang dibangun oleh Nebukadnezar II, cucu Raja Hammurabi, sekitar tahun 600 SM sebagai hadiah untuk istrinya yang merindukan rumahnya, Amyitis yang penuh dengan pepohonan dan tanaman [id.wikipedia.org].
Baca Juga: Rumah Dekat Stasiun MRT, Dilengkapi 4 Taman Tematik
Dikutip dari laman Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat [sim.ciptakarya.pu.go.id], konsep green roof dikategorikan menjadi tiga, berdasarkan kedalaman penanaman dan perawatannya, yaitu:
- Extensive green roof: membutuhkan media tanam (tanah) yang dangkal, tanaman yang digunakan adalah tanaman hias ringan serta biaya perawatan yang relatif murah. Extensif green roof banyak digunakan pada bangunan rumah.
- Semi-intensive green roof: membutuhkan media tanam (tanah) yang lebih, mampu menampung berbagai jenis tanaman dalam jumlah besar, dan membutuhkan struktur bangunan yang lebih kuat.
- Intensive green roof: mampu menampung berbagai jenis tanaman baik kecil maupun besar, memiliki ukuran yang luas dengan struktur bangunan yang besar dan kuat. Intensive green roof banyak digunakan pada bangunan pencakar langit serta dapat dimanfaatkan sebagai sarana rekreasi.
Baca Juga: 10 Ide dan Tips Mendesain Taman Rooftop
Adapun beberapa hal prinsip yang perlu diperhatikan ketika menerapkan konsep green roof, sebagaimana disimpulkan dari ciptakarya.pu.go.id dan www.home-dzine.co.za, yakni:
1. Lapisan Anti Air (Waterproof Membrane)
Tentu saja ini adalah proses yang paling penting. Pemasangan membran tahan air (waterproof membrane) sebagai penentu berhasil atau tidaknya suatu sistem pengelolaan stormwater. Seringkali air hujan merembes sehingga menyebabkan kegagalan dalam pengelolaannya. Bahkan dapat merusak struktur bangunan hingga membahayakan penghuninya. Untuk material membran atau pelapis dapat menggunakan aspal hingga terpal.
2. Tambahkan Penopang Akar
Jika memilih bahan aspal sebagai membrane pelapis atap, maka perlu dipasang lapisan tambahan agar tanaman mendapatkan nutrisi serta akarnya dapat tertopang dengan baik. Dapat menggunakan beton selain menggunakan cellular glass yang berfungsi sebagai penyekat.
Baca Juga: Sakura Garden City, Dilengkapi Jembatan Penghubung ke Stasiun LRT Ciracas
3. Lapisan Drainase
Layer atau lapisan drainase berfungsi untuk mengatasi air yang meluap sehingga tidak menimbulkan genangan pada atap. Layer dapat dibuat dari campuran kerikil dengan batu apung dengan ketebalan lapisan disesuaikan dengan luasan area. Kapasitas material drainase yang digunakan harus dapat menjangkau saluran air. Semakin dekat dengan saluran pembuangan air, maka semakin tebal lapisan drainase yang perlu dibuat.
4. Pemasangan Filter
Filter yang baik untuk digunakan adalah filter yang memiliki sistem penyaring yang sangat tipis namun kuat dan berdaya serap tinggi, sehingga selagi mengalirkan air dari green roof ke saluran pembuangan, pasir maupun menahan batuan kerikil yang terbawa arus agar tidak ikut tersaring. Keberadaan akar tanaman juga menjadi penunjang dalam penetrasi lapisan. Bahan yang dapat digunakan diantaranya polyester ataupun polypropylene.
5. Media Tanam
Media tanam yang popular digunakan adalah tanah namun dapat memicu tumbuhnya rumput liar sehingga harus menambahkan gulma atau patgen pada tanah tersebut. Oleh karena itu, beberapa beralih menggunakan komponen anorganik seperti tanah liat atau pasir yang ditambahkan dengan humus atau lapisan tanah yang paling atas karena mengandung nutrisi yang baik untuk tumbuhan agar dapat tumbuh subur.
Baca Juga: Wow, Hotel di Karawang Ini Tawarkan Surga Bagi Tamunya
6. Install Drip Irrigation
Drip irrigation dibutuhkan pada saat awal penanaman yang berfungsi untuk menyediakan air secara merata pada seluruh tanaman khususnya pada bagian akar. Drip irrigation juga dapat dimanfaatkan untuk menyalurkan pupuk pada saat tanaman baru selesai ditanam.
7. Penanaman Tumbuhan
Pemilihan jenis tanaman perlu mempertimbangkan cuaca dan iklim di lingkungan serta tidak membutuhkan perawatan yang rumit.
Green Roof secara alami bertindak sebagai insulasi akustik, isolasi termal, dan retardasi api. Karena sinar UV matahari tidak pernah mencapai permukaan atap. Bahkan rumah/bangunan tersebut akan lebih menghemat energi listrik. Dan pastinya, akan sangat indah dilihat.
Dengan menerapkan konsep green roof pada atap bangunan maka dapat membantu dalam penyerapan air hujan sebesar 50-60% ke dalam tanah mediumnya. Setelah air hujan diserap, air tersebut terevaporasi oleh tanaman ke atmosfer bumi. Sebagian air akan tetap menjadi cadangan air bagi tanaman di dalam tanah, dan sisanya dialirkan melalui saluran air.
Baca Juga: Unik, Apartemen Ini Dibangun Tanpa Menebang Pohon di Sekitarnya
Dengan demikian suhu udara ruangan di suatu bangunan memiliki suhu udara yang lebih rendah yaitu sekitar 3-4 derajat celcius dibandingkan dengan suhu udara di luar ruangan akibat proses evaporasi dan transpirasi tanaman yang mempengaruhi suhu termal bangunan. Bahkan, bila tanaman yang ada di bagian atap mempunyai tinggi sekitar 10 cm maka dapat mengurangi pemakaian AC sekitar 25%.