Progres pembangunan kota teknologi telah dimulai tahun lalu dan saat ini tengah dibuka akses menuju pintu tol baru. Untuk fase pertama, dibuka penjualan untuk shophouses dan 5 tower residensial.
—–>

Propertiterkini.com – Massifnya pembangunan infrastruktur di wilayah timur Jakarta semakin menarik para pengembang properti nasional. Masing-masing pengembang menawarkan konsep hunian yang beda, meski pada dasarnya sama. Ada hunian, ada fasilitas komersial, ada ritel hingga hotel dan pusat belanja serta pusat hiburan.

Baca Juga: Pollux Technopolis Karawang “Jemput Bola” ke Jakarta Utara

Namun berbeda dengan Pollux Properties yang mengembangkan Pollux Technopolis, persis di samping Tol KM 47, Karawang Barat. Sebagaimana namanya, “Technopolis”, kawasan mixed use ini juga akan dipadukan dengan fasilitas teknologi, mulai dari smart home system hingga area research and development yang pada akhirnya menjadi smart city.

“Sesuai namanya Technopolis, maka pastinya kami akan bangun suatu kota pintar. Tentunya kota pintar ini akan didukung oleh ragam teknologi high-tech. Bahkan dari Technopolis ini kami akan keluarkan aplikasi khusus Technopolis untuk para penghuninya,” ujar Reny Yulianti, Sales Manager Pollux Technopolis, beberapa waktu lalu.

Kota teknologi ini dibangun dengan konsep City for Future di total lahan seluas 42 hektar yang akan merangkum hunian vertikal, ritel, komersial, pusat hiburan, office tower, hotel, universitas teknologi serta fasilitas penelitian dan teknologi lainnya.

“Tidak ada rumah tapak. Semuanya high rise,” tegas Reny.

Lebih rinci, ada luxurious apartment, ada mal, bahkan ada lagoon buatan seluas 5 hektar yang bakal menjadi ikon baru. Kemudian di sana juga akan ada University of Technology, office tower dengan ketinggian hingga 80 lantai, juga hotel bintang lima. Ada pula Habibie & PO International Hospital tower 20 lantai, sebuah kawasan rumah sakit kerjasama Pollux dengan Habibie.

Baca Juga: Intip Yuk, Shopping Street Galleries Terpanjang dan Terlengkap di Indonesia, Ada di Karawang Lho!

Masih soal kota teknologi, mulai dari desain dan konsep bangunannya pun sudah dipikir matang oleh pengembang Pollux Properties. “Bahkan untuk pertama kali di Indonesia, dalam proyek ini juga kami akan membangun suatu area research and development. Sehingga Pollux Technopolis secara keseluruhan akan menjadi smart city,” katanya.

Fase Pertama

Pollux Technopolis akan dikembangkan dalam beberapa fase. Saat ini fase pertama sedang dipasarkan, yakni Dotonburi Shopping Street, sebuah area shophouses 4 lantai. Ini satu-satunya ruko dengan konsep thematic Jepang yang akan ada di Technopolis.

Ruko 4 lantai terdiri dari ada 2 tipe, yakni satu muka dan tipe dua muka. Potensi sewa ruko yang cukup tinggi, yakni mencapai Rp200-300 juta per tahun telah menarik banyak pembeli. Selain dari Karawang dan area Jawa Barat lainnya, ada yang dari banyak juga dari Jakarta, bahkan dari Singkawang, Pontianak, dan wilayah lainnya.

“Untuk shophouses dari awal penjualan sampai saat ini sudah hampir 80 persen lebih dengan total 368 unit,” kata Reny.

Baca Juga: Galuh Mas Karawang Jual ‘Apartemen’ 2 Lantai

Bersamaan dengan shophouses, Pollux Technopolis juga sedang memasarkan Kairaku Residences. Ini merupakan sebuah kawasan hunian yang direncanakan sebanyak 20 tower, namun pada fase awal hanya dibuka untuk 5 tower apartemen plus satu hotel.

Untuk tower pertama sebanyak 432 unit, penjualannya sudah mencapai lebih dari 90 persen. Adapun tower kedua segera dibuka dalam waktu dekat. Unit apartemen di tower pertama ini terdiri dari beberapa tipe, yakni studio (24,9 m2), tipe 1 bedroom (32 m2) dan 2 bedroom (49 m2).

“Kalau untuk residensial saat ini kami sedang mengejar market investor. Potensi sewa di sini cukup besar, terutama dari kalangan ekspatriat Jepang. Untuk tipe terkecil saja, harga sewa berkisar sekitar Rp7,5-8 juta per bulan,” jelas Reny.

Karawang sebagai kawasan industri terbesar se-Asia Tenggara memang menyimpan potensi yang teramat besar. Saat ini saja ada sekitar 2.000 perusahaan industri multinasional di Karawang dengan ribuan ekspatriat yang bekerja di sana. Market yang teramat besar sementara supply hunian masih sangat terbatas. Bahkan harga sewa beberapa area di Karawang dan Cikarang sudah mencapai Rp25 juta per bulan.

“Kami sudah melakukan riset dan memang bahwa ekspatriat sangat jarang sewa hunian tapak. Mereka lebih memilih apartemen yang lebih fleksibel dan lebih lengkap dengan fasilitasnya,” jelas Reny.

Mulai Rp290 Juta

Kairaku Residences dalam kawasan kota teknologi Pollux Technopolis dipasarkan dengan harga mulai dari Rp290 juta untuk tipe studio. Untuk tipe 1 bedroom seharaga Rp400 jutaan dan 2 bedroom mulai Rp500 jutaan (semua tipe sudah termasuk smart home system). Sementara untuk ruko dijual mulai dari Rp3-5 miliaran.

Harga tersebut, menurut Reny terus mengalami lonjakan sejak launching pada Mei 2018 lalu. Kenaikan tersebut berkisar sekitar 5 persen setiap tiga bulan.

Sementara untuk cara bayar, ada cash juga ada cicilan ke developer tanpa DP sampai 48 kali. Dan cara ini rupanya yang paling banyak digunakan konsumen. Kemudian melalui KPR, dimana saat ini ada promo DP sebesar 15 persen DP yang bisa dicicil sampai 4 tahun. Sehingga dengan harga tipe studio, maka dengan cicilan Rp3-4 juta per bulan sudah bisa dapat unit di Technopolis.

Baca Juga: Untungnya Investasi Properti di Cikarang

“Jadi cukup cicil DP selama setahun dengan besar sekitar Rp3 jutaan, terus di bulan ke-13, kita kerjasama dengan bank, maka cicilannya hanya sekitar Rp2,8-3 juta per bulan. Sedangkan kita bisa dapatkan harga rental saat serah terima sekitar Rp8 juta per bulan. Jadi ibaratnya kita cuma cicilan 3 tahun dan setelah itu sudah santai,” urai Reny.

Proyek Tecnhopolis kini dalam tahap awal pembangunan. Pengerjaan sudah dilakukan sejak November 2017 lalu. Pihak pengembang juga tengah membuka akses baru menuju pintu tol baru yang kelak akan langsung terkoneksi dengan kota teknologi tersebut.

“Dalam waktu dekat ini kami akan groundbreaking. Tower pertama yang akan kami launching cuma 23 lantai. Serah terima terhitung 36 bulan sejak mulai dibangun,” pungkas Reny.