Sebelumnya, perusahaan di bawah naungan Saint Gobain Group ini sudah membangun tiga pabrik mortar utama, yakni di Cibitung, Gresik, dan Medan. Keempat pabrikan tersebut menggunakan 98 persen kandungan bahan lokal dan semuanya dipasarkan di dalam negeri.
PT Cipta Mortar Utama, salah satu pelopor produk mortar instan di Indonesia resmi mengoperasikan pabriknya yang keempat di Cikande, Banten, pada Februari lalu. Sebelumnya, Oktober tahun lalu, pabrik ketiga sudah diluncurkan di Kawasan Industri Medan, dengan kapasitas produksi 170 ribu ton per tahun.
Sedangkan pabrik pertama dan kedua berada di Cibitung, Bekasi yang dibangun pada 1996 dan Gresik, Jawa Timur pada 2008 lalu.
“Pabrik Mortar Utama keempat di Kawasan Industri Cikande ini memiliki kapasitas produksi 180 ribu ton per tahun,” ujar Presiden Direktur PT Cipta Mortar Utama, Jose Martos kepada media di Jakarta Selatan, Senin (19/3/2018).
Baca Juga:
- Wah, Merek Bahan Bangunan yang Satu Ini, Ternyata Punya Banyak Keunggulan
- Ibu yang Memberi Inspirasi
- Setelah dengan Wavin, Rucika Tambah Mitra Baru
Adapun pabrik Mortar Utama di Cikande, Banten ini dibangun di lahan seluas 5 hektar dengan nilai investasi pembangunan sekitar 8 juta Euro atau sekitar Rp135 miliar.
“Kami akan terus meningkatkan kapasitas produksi kami dengan produk-produk berkualitas dan ramah lingkungan. Tentunya berharap akan membuka pabrik Mortar Utama berikutnya tahun 2020 mendatang di beberapa kota besar di Indonesia,” tambah Jose.
Menurut Jose, pasar Indonesia masih sangat potensial untuk pemasaran produk mortar instan. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya jumlah peminat dan keinginan masyarakat yang beralih menggunakan mortar instan dari semen konvensional.
“Mortar baru masuk di Indonesia sekitar tahun 1996 sehingga belum banyak masyarakat Indonesia yang tahu keunggulan dan kelebihannya. Banyak yang masih menggunakan ‘lama’, masih mencampur semen dan pasir,” kata dia.
Senada dikatakan Anton Ginting, Direktur Nasional Mortar Utama-Weber, penetrasi mortar instan di Indonesia masih rendah dibandingkan dengan negara tetangga, seperti di Singapura atau Thailand. Padahal, kata dia, mortar instan lebih unggul dan efisien jika diaplikasikan dalam pembangunan gedung atau bangunan.
Mortar instan, lanjut Anton, berbahan pasir, semen, filler atau bahan pengisi, serta aditif sebagai material tambahan yang diproses menggunakan teknologi modern. Keempat pabrikan mortar di Indonesia menggunakan 98 persen kandungan bahan lokal dan semuanya dipasarkan di dalam negeri.
“Sehingga mulai beralih dari campur pasir dan semen di proyek dengan satu produk yang sudah ready dan unggul benefitnya, baik dari sisi productivity, quality, dan environment. Jadi mortar lebih praktis, efisien, anggaran juga lebih terkontrol, dan tentunya punya kualitas yang lebih baik,” terang Anton.
PT Cipta Mortar Utama merupakan nasional terbesar dan pertama yang memproduksi semen instan siap pakai (premixed mortar) dengan menggunakan teknologi modern. Produk semen instan tersebut dikenal dengan merek Mortar Utama (MU).
Sejak Juni 2011, PT Cipta Mortar Utama menjadi bagian dari komunitas global Saint Gobain Group melalui anak perusahaannya, Weber. Saint Gobain Group merupakan korporasi internasional asal Perancis yang telah berdiri lebih dari 350 tahun.
2 comments
Tinggalkan Semen dan Pasir, Lebih Hemat Pakai Mortar Instan
[…] Buka Pabrik Mortar Utama Keempat, Saint Gobain: 98 Persen Bahan Lokal […]
Holcim Mortar pun Meluncur, Mengejar Distribusi Merata | Properti Terkini
[…] Buka Pabrik Mortar Utama Keempat, Saint Gobain: 98 Persen Bahan Lokal […]