Revitalisasi Cagar Budaya Tangsi Belanda yang dilakukan sejak 2018 lalu telah menghabiskan biaya dari APBN sebesar Rp4,9 miliar. Pemugaran tidak menghilangkan arsitektur asli bangunan tersebut.

PropertiTerkini.com – Siapa sangka, bangunan tidak terawat dan tampak kusam itu kini menjadi destinasi wisata baru di Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Cagar Budaya Tangsi Belanda kini tampil baru setelah direvitalisasi oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Baca Juga: VIDEO: Ritual Agung ‘Kebo Mulih Pakandangan’ untuk Perkokoh Jatidiri Bangsa

Tangsi Belanda merupakan benteng peninggalan Belanda yang berada dalam Kawasan Cagar Budaya Kesultanan Siak, Kampung Benteng Hulu, Kecamatan Mempura. Dahulu, bangunan dengan lima bangunan utama dan sejumlah bangunan kecil ini juga berfungsi sebagai kantor residen, rumah tahanan, gudang peluru dan barak pasukan.

Kementerian PUPR dalam laman resminya menyebutkan bahwa sebelum direvitalisasi, Tangsi Belanda yang dibangun tahun 1880 itu terlihat memprihatinkan dan minim perawatan. Dinding bangunan utama rusak dan kusam, bahkan beberapa bagian bangunan juga hilang.

Olehkarenanya, Kementerian PUPR pada tahun 2018 mulai melakukan revitalisasi bangunan Cagar Budaya Tangsi Belanda yang berada di sisi Sungai Siak ini.

Adapun kegiatan pemugaran Tangsi Belanda telah ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan (SK) Kementerian PUPR dan SK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka penetapan Siak sebagai Kota Pusaka pada akhir tahun 2017.

Baca Juga: Wisata ke Luar Angkasa Diizinkan, Ongkosnya Fantastis!

“Kegiatan pelestarian bertujuan untuk mewujudkan ruang kota yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan. Seyogyanya kota selain sebagai mesin ekonomi, nilai pusaka bagi sebuah kota harus menjadi atmosfir yang baik bagi tubuh lembaga kesenian, adat istiadat, bahasa, situs, arsitektur, dan sejarah yang membentuk karakter kota,” kata Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono beberapa waktu lalu.

Anggaran Rp4,9 Miliar

Revitalisasi Cagar Budaya Tangsi Belanda mencakup pemugaran gedungan utama dan bangunan kecil, pekerjaan mekanikal, elektrikal, plumbing serta perbaikan pintu, jendela dan toilet.

Pemugaran tidak menghilangkan arsitektur asli bangunan tersebut. Penataan Tangsi Belanda dilakukan menggunakan biaya APBN tahun 2018 sebesar Rp4,9 miliar dengan masa pelaksanaan 17 Mei – 27 Desember 2018.

Baca Juga: Targetkan 20 Juta Wisman, Kementerian PUPR Bangun Infrastruktur Labuan Bajo

Setelah dipugar, saat ini Tangsi Belanda berubah menjadi bangunan yang lebih indah, bersih, dan dilengkapi dengan berbagai fasilitas. Terdapat tujuh bangunan yang berfungsi sebagai perpustakaan, kantor, museum, ruang pameran, toilet, dapur (sarana boga), area serba guna, dan gudang.

Kementerian PUPR juga memberikan fasilitas tambahan di seputar kawasan Tangsi Belanda seperti penerangan bangunan, drainase dan trotoar. Pada tahun 2017, Pemerintah Kabupaten Siak juga sudah mulai melakukan pemugaran pada bagian ruang pameran.

Revitalisasi Tangsi Belanda merupakan bagian dari Program Penataan dan Pelestarian Kota Pusaka (P3KP) oleh Direktorat Jenderal (Ditjen) Cipta Karya Kementerian PUPR pada tahun 2018. P3KP merupakan program insentif kepada kabupaten/kota yang telah menetapkan Peraturan Daerah (Perda) tentang RTRW dan Perda tentang Bangunan Gedung.

Sementara Kota Pusaka yang dimaksud adalah kota yang di dalamnya terdapat kawasan cagar budaya dan/atau bangunan cagar budaya yang memiliki nilai-nilai penting bagi kota, menempatkan penerapan kegiatan penataan dan pelestarian pusaka sebagai strategi utama pengembangan kotanya.

Baca Juga: Semana Santa, Tradisi Unik Merayakan Paskah di Kota Larantuka

Diharapkan program revitalisasi Tangsi Belanda dapat meningkatkan kunjungan wisatawan sehingga meningkatkan perekonomian masyarakat lokal. Tangsi Belanda bisa menjadi destinasi wisata pilihan tepat wisatawan asing maupun domestik.

Lokasi Tangsi Belanda dapat ditempuh dengan waktu sekitar 2-3 jam dari Kota Pekanbaru.