Rata-rata umur teknis jembatan didesain untuk sekitar 50 tahun, sehingga Jembatan Liliba Kupang masih berfungsi dengan baik. Sementara rencana pembangunan Kembaran Jembatan Liliba tidak ada hubungannya dengan usia teknis Jembatan Liliba.

Propertiterkini.com – Media sosial di Kupang sedang heboh dengan berita tentang salah satu jembatan layang terpanjang di Ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang goyang, bahkan nyaris ambruk. Simpang siur sabab musabab membuat berita itu semakin heboh dan mengkhawatirkan warga Kupang yang sehari-hari melintasi Jembatan Liliba. Bahkan dalam kabar tersebut, lalulintas sempat dialihkan ke Jalan Timor Raya.

Baca Juga: Observatorium Terbesar Asia Tenggara Bakal Ada Amfoang, Kupang

Dinas PU dan Penataan Ruang Provinsi NTT pun angkat suara menjelaskan kebenaran berita tersebut. Dalam keterangan tertulis yang beredar, Kadis PU dan Penataan Ruang, yang ditandatangani oleh Andreas W Koreh menjelaskan bahwa Jembatan Liliba Kupang masih berfungsi baik sebagaimana mestinya.

Dijelaskan, Jembatan Liliba yang berada pada ruas Jalan Nasional (Eltari III) dibangun pada tahun 1990-1991 dengan desain Jembatan Rangka Baja Type Calendar Hamilton (CH).

Desain jembatan selalu memperhatikan faktor keamanan jembatan, yakni 1,5 – 2. Artinya, semua perhitungan konstruksi seperti kebutuhan pembesian, dimensi beton dan ukuran baja untuk memikul beban bergerak maupun beban diam diperhitungkan 1,5 – 2 kali dimensi perhitungan. Sehingga, tanpa faktor keamanan pun jembatan tersebut akan mampu memikul beban yang ada apalagi dengan memperhitungkan faktor keamanannya.

“Dengan demikian, Jembatan Liliba Kupang masih cukup handal untuk memikul beban di atasnya, baik beban sendiri, beban bergerak maupun beban diam,” ujar Andreas dalam keterangannya persnya, Senin (26/11/2018).

Berdasarkan informasi yang beredar, benar bahwa pada Minggu (25/11/2018) malam terjadi pengalihan arus lalulintas pada jembatan tersebut ke Jalan Timor Raya. Namun hal tersebut bukan karena persoalan teknis jembatan, melainkan karena adanya kecelakaan lalulintas, sehingga lalulintas dialihkan guna mengurai kemacetan.

Baca Juga: Jembatan Terpanjang Dunia Resmi Dibuka

Adapun kondisi jembatan yang bergoyang secara teknis dapat dijelaskan bahwa pada bagian bawah jembatan antara beton dan pilar jembatan dengan rangka jembatan wajib dipasang karet elastomer yang fungsinya menjaga elastisitas jembatan.

“Sehingga bergoyangnya jembatan itu adalah hal yang biasa terjadi pada hampir semua jembatan, apalagi pada saat jembatan memikul beban maksimum pada saat trafik padat,” terang Andreas.

Dapat diinformasikan bahwa rata-rata umur teknis jembatan didesain untuk sekitar 50 tahun, sementara usia teknis Jembatan Liliba saat ini baru 28 tahun. Sehingga dalam hal tidak terjadi kondisi ekstrim seperti gempa bumi atau bencana alam lainnya, maka jembatan tersebut secara teknis dapat dipastikan masih dalam keadaan aman untuk dilalui.

Perawatan rutin pun selalu dilakukan di jembatan ini melalui pos anggaran APBN. Baik untuk pengecekan kondisi jembatan, pengencangan baut-baut, serta pengecatan yang dimaksudkan untuk mempertahankan umur teknis jembatan.

“Sementara terkait dengan rencana pembangunan jembatan layang baru, Kembaran Jembatan Liliba, tidak ada kaitannya dengan usia teknis Jembatan Liliba Kupang. Tetapi semata-mata kebutuhan untuk mengurai kemacetan pada Jembatan Liliba saat ini,” kata Andreas.

Baca Juga: Pemerintah Pastikan 134 Jembatan Gantung Akan Dibangun Tahun Ini

Oleh karena itu, lanjutnya, Pemprov NTT telah mendorong Pemerintah Pusat melalui Balai Jalan Nasional Wilayah X Kupang untuk segera membangun Kembaran Jembatan Liliba sejak 3 tahun lalu.

“Anggarannya masih terbatas sehingga pembangunan Kembaran Jembatan Liliba belum terealisasi,” tegas Andreas.