Taruma City adalah salah satu proyek terbaru Agung Podomoro Land di Karawang yang mulai dikembangkan pertengahan tahun ini dengan kisaran rumah tapak mulai Rp1,5 miliar.

Eskpansi Agung Podomoro Land (APL) di Kota Karawang terus berlanjut setelah sukses mengembangkan dan memasarkan Grand Taruma seluas 46 hektar. Tiga proyek baru disiapkan, diantaranya Podomoro Industrial Park sebagai kawasan industri seluas 500 hektar, kemudian Astakona di lahan sekitar 130 hektar, serta proyek superblok Taruma City seluas 5,6 hektar.

Taruma City direncanakan akan mulai dikembangkan terlebih dahulu pada pertengahan tahun ini, yang terdiri dari ruko, satu tower apartemen dan satu klaster landed house. Proyek ini berada di Jalan Kertabumi, yang merupakan pusat bisnis, perdagangan, dan perkantoran di Kota Industri, Karawang.

“Saat ini masih cut and fill. Kita harapkan pertengahan tahun ini sudah mulai pembangunan,” ujar Franky Mulijanti Martono, CEO PT Pesona Gerbang Karawang, anak usaha dari PT Agung Podomoro Land, Tbk, belum lama ini.

Sebagai tahap awal, APL hanya akan membangun 1 tower hunian lantaran menyesuaikan dengan segmen pasar yang ada. Alasannya, menurut Franky, selain karena masih banyak ketersediaan tanah untuk membangun rumah, masyarakat Karawang juga masih lebih suka tinggal di landed.

“Sehingga kami hanya bangun satu tower dengan jumlah sekitar 600 unit,” tambah Franky.

Baca JugaKejar Target Rp200 Miliar, Citra Swarna Group Fokus 3 Proyek

Sedangkan untuk rumah tapak atau landed pun APL hanya akan membangun satu klaster yang menyasar segmen middle high, dengan harga mulai dari Rp1,5 miliaran.

“Nantinya ada ada fasilitas yang cukup lengkap, apalagi dengan lahan seluas ini yang sudah tidak ada lagi di tengah Kota Karawang,” imbuhnya.

Sebagaimana di proyek sebelumnya, Grand Taruma, bagian depan Taruma City juga akan dibangun kawasan pusat bisnis, baik untuk perbankan, hingga pusat kuliner.

“Jadi akan dibangun semacam ruko tematik, seperti blok ruko khusus menjual sepatu, blok ruko khusus menjual fashion, dan lainnya,” tambah Franky.

Taruma City akan dibangun dalam tiga tahap. Tahap pertama akan dibangun sebagian ruko, baru di tahap berikutnya ruko-ruko tematik. Untuk properti hunian baru akan dibangun pada tahap ketiga, baik untuk apartemen maupun landed.

“Kita harapkan selesai di pertengahan tahun 2020, sehingga sudah bisa diserahterimakan kepada konsumen,” katanya.

APL mulai mengembangkan proyek pertama, Grand Taruma sejak 2011 lalu setelah diambil alih dari pengembang sebelumnya yang memasarkan hunian bagi masyarakat bawah. Diperkirakan lebih dari 1.100 kepala keluarga mendiami kawasan ini, mulai dari segmen middle low hingga middle high.

Beberapa unit tersisa saat ini menyasar segmen atas, yang dipasarkan dengan harga mulai Rp1-8 miliar. Grand Taruma sendiri terdiri atas 8 klaster plus 1 mega klaster. Adapun klaster terakhir hanya tersisa sekitar 60 unit yang ditargetkan selesai dalam waktu dekat ini.

Karawang sebagai kota industri, terus berkembang pesat yang ditandai dengan sejumlah peoyek baru yang terus bermunculan. Bahkan beberapa pengembang besar lainnya juga sudah membangun proyeknya di Karawang. Harga tanahnya pun melejit signifikan.

Dulu, sebelum ada Grand Taruma, harga tanah berkisar sekitar Rp700 ribu per meter persegi. Setelah Agung Podomoro Land masuk harga naik jadi Rp1,7 juta, kini setelah Grand Taruma semakin mapan harga tanah naik gila-gilaan, rata-rata sekitar Rp10 juta per meter persegi.