Waterfront City Sungai Kapuas tersambung dengan Sungai Landak dan menjadi yang terpanjang, paling rapi dan bagus. Ini adalah satu dari empat prioritas kawasan tepi sungai yang ditata oleh Kementerian PUPR.

PropertiTerkini.com – Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada periode 2016-2019 intens melakukan Penataan Kawasan Permukiman Nelayan dan Tepi Air. Penataan tersebut dilakukan di 11 lokasi.

Baca Juga: Konsep Waterfront City Dikembangkan di Tano Ponggol

Adapun program yang juga disebut waterfront city ini bertujuan untuk mengembangkan permukiman pesisir berbasis ekonomi perikanan di berbagai lokasi di Indonesia.

Salah satunya adalah Waterfront City Sungai Kapuas yang juga tersambung dengan Sungai Landak, dan sudah 3 tahun ini dikerjakan pemerintah pusat dengan pemerintah provinsi dan Pemerintah Kota Pontianak.

Presiden Joko Widodo yang meninjau lokasi tersebut beberapa hari lalu mengakui jika Waterfront City Sungai Kapuas adalah yang terbaik dibandingkan dengan yang lainnya.

“Dari hasil pengamatan saya langsung bersama rombongan tadi, waterfront city yang dibangun di Sungai Kapuas, paling bagus, paling panjang dan rapi,” kata Jokowi, seperti diberitakan laman pu.go.id.

Baca Juga: Bedah Rumah di Papua dan Jambi, Pemerintah Beri Bantuan Uang Tunai

Adapun penataan kawasan tepi sungai di Pontianak, merupakan salah satu dari empat prioritas kawasan tepi sungai/nelayan yang ditata oleh Kementerian PUPR.

Waterfront city tersebut, yakni di Kampung Beting (Kota Pontianak), Kampung Sumber Jaya (Kota Bengkulu), Kampung Tegalsari (Kota Tegal), dan Kampung Tambak Lorok (Kota Semarang).

Waterfront-nya sungai Kapuas tersambung dengan Sungai Landak, dan tadi kita lihat hasilnya rumah yang membelakangi sungai, sebagian sudah menghadap ke sungai sehingga kita lihat semuanya rapi. Mulai dihijaukan. Dalam setahun hingga dua tahun ke depan perbedaannya akan kelihatan, kurang sedikit saja yang kita kerjakan,” terang Presiden Jokowi.

Sementara Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, untuk penataan kawasan di Kampung Beting dan Permukiman Benua Melayu Laut (BML), Pontianak sudah rampung dengan penyelesaian pekerjaan minor hingga akhir tahun ini.

Baca Juga: Ibu Kota Negara Pindah Tahun 2024, Begini Tahapannya

“Kalau mau ada tambahan sedikit untuk melengkapi maka tahun depan akan selesai final,” kata Basuki.

Di Kawasan Kampung Beting, memiliki bangunan cagar budaya yang erat dengan sejarah perkembangan Kota Pontianak yakni Masjid Jami dan Istana Kadriah Kesultanan Pontianak.

Area ini termasuk salah satu kawasan kumuh yang kemudian dilakukan penataan secara bertahap tahun 2017-2018 dengan anggaran Rp79,2 miliar. Penataan di Kampung Beting dilakukan terintegrasi dengan penataan tepian Sungai Kapuas di Tambelan Sampit.

Sebelumnya pada tahun anggaran 2016-2017, Kementerian PUPR telah menyelesaikan penataan tepian Sungai Kapuas di Tambelan Sampit dengan total anggaran Rp30,45 miliar.

Waterfron City Sungai Kapuas
Waterfron City Sungai Kapuas./ Foto: Kementerian PUPR

Untuk selanjutnya saat ini juga tengah diselesaikan Restorasi Masjid Beting dan kawasan sekitar dengan total anggaran Rp91,1 miliar, dengan progres konstruksi 74% dan ditargetkan selesai November 2019.

Baca Juga: Kemenpar Gelar Uji Trail Paket Wisata Budaya di Timor Tengah Selatan

Sedangkan untuk penataan permukiman BML, Kementerian PUPR dengan total anggaran tahun jamak 2017-2018 sebesar Rp49,9 miliar, telah meningkatkan kondisi lingkungan kawasan tersebut.

Pekerjaannya mencakup jalur pejalan kaki sepanjang 836 meter, pembangunan mushala, pintu gerbang, pos keamanan, pos polisi, pos babinsa, tandon air 3 pasang, CCTV, dan lampu penerangan.