PropertiTerkini.com, (DENPASAR) — Pembangunan mal Living World di Kota Denpasar, Bali, dipastikan akan segera rampung. Prosesi tutup atap atau (topping off) sudah digelar, Jumat, 22 Oktober 2021 lalu, dan kini pekerjaan memasuki tahap akhir (finishing).

Living World Denpasar merupakan mal ketiga yang dibangun oleh Kawan Lama Group, setelah berhasil menghadirkan mal Living World pertama di Alam Sutera, Tangerang, pada tahun 2011, dan disusul Living World Pekanbaru pada tahun 2018.

Baca Juga: Inovasi Hunian Pasca Pandemi, Triniti Land Rilis Tipe 1 BR Creative

Proyek shopping center ini berdiri di atas lahan seluas sekitar 3,5 hektar dengan luas bangunan mal dan area parkir sekitar 120.000 m2. Dana investasi pembangunan mal ini mencapai hingga Rp800 miliar dan direncanakan mulai beroperasi pada akhir tahun 2022.

Di tengah kondisi pandemi saat ini, pihak Kawan Lama Group selaku pengembang Living World Bali tetap optimis dalam merampungkan pembangunan.

Pasalnya, menurut data yang disampaikan oleh Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), meskipun cenderung lambat, tetapi tingkat kunjungan pusat perbelanjaan di berbagai daerah naik secara bertahap seiring dengan membaiknya kondisi saat ini.

Bahkan setelah PPKM mulai dilonggarkan awal bulan Oktober lalu, APPBI mencatat rata-rata kunjungan ke pusat perbelanjaan meningkat hingga 40% dari kondisi normal sebelum pandemi.

Baca Juga: Pembangunan Infrastruktur Butuh Teknologi Tepat Guna

Terlebih lagi, menurut data APPBI Bali, dari total 14 pusat perbelanjaan di Bali, tingkat kepatuhan implementasi PeduliLindungi sudah mencapai lebih dari 80%2, yang semakin memantapkan langkah Kawan Lama Group untuk terus berinvestasi di Bali.

Kawan Lama Group optimis bahwa pada saat Living World Bali mulai beroperasi di penghujung tahun 2022, situasi dan kondisi sudah berjalan normal dan baik kembali.

Sugiyanto Wibawa, Business Development Director Kawan Lama Group mengatakan bahwa pihaknya optimis terhadap dukungan pemerintah untuk pemulihan ekonomi nasional, serta program percepatan vaksinasi yang telah menjangkau lebih dari 50% penduduk Indonesia untuk vaksin dosis pertama akan membantu bisnis mal untuk segera pulih.

“Seiring dengan hal tersebut, berbagai strategi pun kami lakukan, salah satunya dengan pemilihan lokasi Living World Denpasar yang strategis di sekitar kawasan pemukiman dan di jalur arteri lintasan antara bandara menuju berbagai kawasan wisata favorit,” kata Sugiyanto dalam temu media secara virtual, Selasa (26/10/2021).

Baca Juga: Progres Terkini Superblock Southgate: Apartemen dan AEON Mall Segera Beroperasi

Berbeda dari mal kebanyakan, Living World Denpasar Bali akan berfokus pada tenant di segmen home living, home improvement, & lifestyle seperti ACE, INFORMA, Krisbow, Toys Kingdom, hingga Pet Kingdom.

Mal Terbesar

Memiliki gross floor area lebih dari 120.000 m2 dengan commercial area lebih dari 50.000 m2, dan hingga 400 toko yang dihadirkan, Living World Denpasar akan menjadi mal terbesar di Pulau Bali yang diperkuat dengan konsep Home Living, Lifestyle & Eat-ertainment yang terlengkap di Ibukota Bali, Denpasar.

Selain itu, Living World Denpasar juga menghadirkan keindahan dan keunikan arsitektur bernuansa tradisional Bali yang menyatu dengan konsep terbaru dari tenant restoran/kafe & entertainment.

Mulai dari zona khusus “Asian Market” yang sangat kental dengan budaya Bali, baik dari arsitektur dan hadirnya beragam produk UMKM Bali. Kemudian berbagai gelaran acara dan kegiatan-kegiatan tradisional Bali yang diselenggarakan di area amphitheatre Living World Bali.

Baca Juga: Living World Grand Wisata Bekasi Mulai Dibangun, Rampung 2024

Hingga revitalisasi area pinggir Sungai Bindu yang berada tepat di samping Mal sebagai pusat kegiatan outdoor, area kuliner terbuka, dan venue untuk berbagai acara komunitas.

Seluruhnya akan memperkuat posisi Living World Bali sebagai salah satu icon terbaru di Pulau Bali.

Mal Living World Bali juga menerapkan konsep energy efficient architecture (arsitektur dengan penggunaan energi yang efisien) pada pembangunannya.

Mulai dari sistem AC berefisiensi tinggi dalam penggunaan listrik yang menghemat energi hingga 20% atau dalam pengurangan energi listrik 1,200 MW/tahun, penggunaan panel surya di atap mal yang dapat memproduksi listrik hingga 1,123 MWp/tahun, penggunaan jenis lampu LED pada mayoritas penerangan yang dapat menghemat energi hingga 50%.

Selanjutnya smart building design berupa pengaturan orientasi bangunan dan solusi minimalisasi panas matahari masuk ke dalam gedung dengan permainan landscape, serta pemanfaatan sinar matahari sebagai pencahayaan alami dalam gedung dengan membuat skylight dari jendela berbahan kaca double glazing.

Baca Juga: Dahsyat! Crown Group Rayakan 25 Tahun dengan Proyek Senilai Rp50 Triliun

Penggunaan kaca double glazing juga dapat membatasi panas matahari masuk ke dalam ruangan sehingga dapat menambah penghematan listrik pada penggunaan AC.

Living World Denpasar, BaliLiving World Denpasar, Bali
Living World Denpasar, Bali./ dok. KLG

Dalam operasionalnya nanti, Living World Bali juga akan menerapkan konsep minimized wastewater management system dengan mengelola kembali limbah air kotor untuk penyiraman tanaman dan pengisian kolam, yang akan menghemat air setara dengan 12 kolam renang olympic size dalam setahun.

Jannywati, Mall Director & Design Development Kawan Lama Group, menambahkan, secara keseluruhan, Living World menerapkan konsep circular economy, salah satunya melalui program energy saving kelistrikan yang diterapkan dalam smart design building ini setara dengan pengurangan gas emisi CO2 hingga 3.280 Ton per tahun.

“Hal ini sejalan dengan komitmen Kawan Lama Group untuk mengembangkan bisnis dan pertumbuhan yang berkelanjutan (sustainable businesses), dan juga target pemerintah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 20% pada tahun 2030,” katanya.

Theresia Setiadjaja, Mall Director Kawan Lama Group berharap, kehadiran Living World Denpasar dapat memberi kontribusi untuk kebangkitan geliat ekonomi di Bali, termasuk bagi UMKM di Kota Denpasar dan sekitarnya.

Baca Juga: Penuhi Kebutuhan Perumahan, Ekosistem Industri Properti Perlu Dibenahi

“Kami memproyeksikan, kehadiran mal ini akan menyerap hingga 2.000 tenaga kerja lokal. Lokasi mal yang strategis serta kelengkapan fasilitas di mal ini akan memacu pertumbuhan nilai usaha ritel serta penyerapan tenaga kerja,” pungkas Theresia.