Selain di Cikarang, Purwakarta juga menjadi lokasi proyek andalan SPS Group untuk tahun ini. Adapun dari target 15.000 rumah, sekitar 12.000 unit adalah rumah subsidi dan sisanya non subsidi.

PropertiTerkini.com – Kebutuhan pasar akan rumah murah masih teramat besar. Peluang inilah yang menjadi alasan PT Sri Pertiwi Rejeki (SPS Group) masih fokus menggarap proyek rumah murah.

Baca Juga: Tahun Ini SPS Group Bangun 4 Proyek Baru, Nomor 3 Paling Jauh, Tapi…

Merujuk pada angka GDP per kapita, mayoritas penghasilan penduduk Indonesia sebesar 3.700 dolar Amerika per tahun. Artinya, bila dibagi per bulan rata-rata Rp3,8-4 juta.

“Dengan angka segini artinya rata-rata kemampuan penduduk Indonesia untuk mencicil rumah berkisar Rp1,2-1,3 juta per bulan. Artinya, rumah yang mampu mereka beli adalah rumah-rumah subsidi sampai dengan harga Rp250 juta,” ujar Asmat Amin, CEO SPS Group, kepada awak pers saat acara buka puasa bersama di Dafam Teraskita, Jakarta, Jumat (31/5/2019).

Meski demikian, lanjut Asmat, kemampuan membeli rumah dengan harga di atas itu juga tetap ada. Lebih rinci dia menjelaskan, sebanyak 70% masyarakat Indonesia mampu cicil rumah subsidi, sementara 25% rumah di bawah Rp600 juta dan hanya 5% yang bisa cicil rumah dengan harga Rp600 jutaan ke atas.

“Karena besarnya peluang tersebut, maka SPS Group tetap fokus membangun rumah bagi kalangan menengah bawah atau masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan konsisten melayani segmen rumah bersubsidi,” tegasnya.

Baca Juga: Harga Rumah Subsidi Naik, Berikut Daftarnya

Hingga saat ini, sebagian besar lokasi proyek SPS Group berada di Cikarang, Bekasi, dan telah meluas hingga Karawang, Subang, dan segera menyusul di Purwakarta.

SPS Group juga fokus pengembangan rumah murah di kawasan-kawasan industri yang memiliki basis pasar dari kalangan pekerja industri tersebut. Sebagai gambaran, tahun 2018 lalu SPS Group berhasil mengembangkan sebanyak 12 ribu unit rumah dan kerap melakukan akad massal hingga ribuan unit sekaligus dengan Bank BTN untuk proyek di Grand Cikarang City 2, Grand Vista Cikarang, Vila Kencana Karawang, dan Grand Subang Residence.

Lebih 100 Ribu Unit

Kiprah SPS Group sebagai pengembang yang fokus pada segmen rumah sederhana selama 18 tahun sudah berhasil mensuplai sebanyak lebih dari 100 ribu unit. Tahun 2017 SPS Group berhasil menjual sebanyak 10 ribu unit dari tiga proyeknya. Villa Kencana Cikarang (125 ha) juga sempat diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan melakukan akad kredit serempak sebanyak 4.000 unit rumah.

Pada tahun yang sama, dari Grand Cikarang City (560 ha) dan Grand Vista Cikarang (65 ha) berhasil dijual sebanyak 10.000 unit. Kemudian Grand Cikarang City (280 ha) sebanyak 2.400 unit dan Grand Vista Cikarang (65 ha) sebanyak 4.000 unit. Dari rata-rata penjualan 5.000-an unit per tahun, SPS menggenjot kapasitas produksinya menjadi rata-rata 10.000 unit per tahun.

Baca Juga: Pemerintah Bebaskan PPN Rumah MBR, Berikut Ketentuannya

“Banyak strategi yang kami terapkan, yang paling penting kami memiliki strategi khusus terkait pembebasan lahan karena ini yang paling sulit. Tidak semua pengembang memiliki kemampuan membebaskan lahan yang bisa dikembangkan untuk rumah bersubsidi dan itu yang menjadi expertise kami,” kata Asmat.

Strategi lainnya yang dilakukan yaitu aktif menjalin kerja sama dengan berbagai pihak seperti Bank BTN yang menjadi mitra utama terkait pembiayaan perumahan. Kemudian SPS Group juga menggandeng BPJS Ketenagakerjaan untuk memperlancar pemasaran rumahnya. Pemasaran kepada berbagai industri yang memiliki karyawan besar juga dilakukan untuk membukukan penjualan borongan (bulk sales).

Tahun Ini 15.000 Rumah

Tahun 2019 ini, SPS Group menargetkan penjualan yang lebih tinggi, yakni mencapai 15.000 unit rumah. Beberapa proyek andalan SPS Group dipersiapkan untuk meraih target tersebut. Salah satunya adalah Grand Cikarang City 2 seluas 280 hektar. Proyek ini berlokasi sangat dekat dengan koridor Jalan Gatot Subroto, jalan utama yang melintas Cikarang-Lemah Abang sekaligus akses ke Stasiun Lemah Abang dan Cikarang.

Proyek andalan SPS Group berikutnya adalah Grand Vista Cikarang juga Grand Purwakarta Residence. Dalam rencana, proyek di Purwakarta ini akan mulai dibangun tahun ini.

Baca Juga: Ingatkan Pemerintah Soal Subsidi Perumahan, IPW: Tidak Ada Alasan Turunkan Anggaran Perumahan

“Rencana tahap awal sebanyak 10.000 unit. Kami mulai di kuartal terakhir tahun ini sebanyak sekitar 2.000-3.000 unit,” ungkap Asmat.

Asmat optimis target tahun ini akan tercapai, meski diakui beberapa hambatan masih mungkin terjadi. Seperti kondisi ekonomi dunia hingga faktor cuaca sebagaimana terjadi pada semester pertama tahun ini.

“Semester pertama karena faktor hujan, sehingga ada sedikit kendala dari target kami. Kami sementara bangun 5.200 unit rumah di beberapa proyek kami. Untuk penjualan, kami tetap optimis, target tahun ini bisa tercapai,” sebut Asmat.

Adapun dari 15.000 rumah tersebut, sekitar 12.000 unit adalah rumah subsidi dan sisanya non subsidi.

Lahan 1.000 Hektar

SPS Group adalah salah satu pengembang rumah sederhana yang paling sering diganjar penghargaan atas berbagai pencapaiannya. Tidak heran, jika Asmat pun kerap disebut sebagai ‘Raja Rumah Subsidi’.

Baca Juga: Di Mana Posisi Bank Tanah Rumah Subsidi?

Kecepatan, sebut Asmat juga menjadi kunci sukses pengembangan rumah murah. Alasannya, karena margin keuntungan yang tipis, pengembangannya harus dilakukan dengan kecepatan yang tinggi untuk memperlancar cashflow perusahaan.

Misalnya, memasarkan 2.500 unit rumah harus bisa dilakukan dalam 1,5-3 bulan sehingga dana yang ada bisa digunakan untuk membeli lahan baru. Dengan begitu, pengembangan dan belanja tanah bisa berjalan seiring untuk menjamin kontinuitas perusahaan.

Cashflow harus cepat sehingga kita bisa segera belanja lahan baru untuk pengembangan berikutnya. Rata-rata yang kita lakukan fifty-fifty untuk pengembangan proyek berjalan dan belanja tanah,” jelasnya.

Hingga saat ini landbank yang sudah dikuasai SPS Group mencapai sekitar 1.000 hektar. Sebanyak 70 persennya tersebar di Cikarang, sisanya di Karawang, Subang, dan Purwakarta.

“Yang sudah dibangun sekitar 400 hektar. Jadi lahan kami masih cukup untuk mengembangkan perumahan, baik subsidi maupun non subsidi,” tandasnya.

Baca Juga: Properti Purwakarta dan Subang: Melesat Lantaran Industri (Data dan Fakta)

Beberapa lokasi lahan baru juga sudah dikuasai SPS Group. Meski tidak merinci di mana lokasi lahan tersebut, tapi yang pastinya, sebut Asmat, lahan tersebut masih berada di timur Jakarta.

“Tahun ini kami optimistis pengembangan rumah subsidi akan semakin baik terlebih dengan sudah diberlakukannya harga patokan baru untuk rumah bersubsidi per Mei 2019,” pungkas Asmat.