PropertiTerkini.com, (LUMAJANG) — Presiden Joko Widodo meninjau langsung lokasi terdampak bencana alam erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur, Selasa (7/12/2021). Erupsi Gunung Semeru terjadi pada Sabtu (4/12/2021), dengan mengeluarkan abu vulkanik hingga mengakibatkan kerusakan infrastruktur dan korban jiwa.
Presiden Jokowi ingin memastikan beberapa hal yang perlu diprioritaskan untuk penanganan tanggap darurat seperti pencarian korban dan proses evakuasi serta ketersediaan logistik bagi masyarakat terdampak dan pengungsi. Termasuk juga rencana perbaikan infrastruktur yang rusak akibat letusan Gunung Semeru.
Baca Juga: Kementerian PUPR Tandatangani Proyek KPBU 37 Jembatan Callender Hamilton
“Kita berharap semua sudah bisa dimulai, baik itu perbaikan infrastruktur maupun kemungkinan relokasi dari tempat-tempat yang kita perkirakan memang berbahaya untuk dihuni kembali,” kata Jokowi di lokasi bencana yang ditemani Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono.
Presiden meminta kesediaan warga yang berada di lokasi bencana untuk direlokasi ke tempat yang lebih aman. Menurutnya, dari laporan yang diterima sekitar 2 ribu rumah yang akan direlokasi. “Segera kita putuskan di mana relokasinya dan saat itu juga akan kita bangun kalau semua sudah siap,” ujar Jokowi.
Kementerian PUPR sendiri telah membantu penanganan darurat bencana alam erupsi Gunung Semeru dengan mengerahkan sumber daya dan personel di balai-balai Kementerian PUPR yang berada di Provinsi Jawa Timur.
Baca Juga: Presiden Jokowi Resmikan Jalan Bypass BIL – Mandalika dan Sirkuit Mandalika
Direktur Jenderal (Dirjen Bina Marga), Kementerian PUPR Hedy Rahadian mengatakan tugas Kementerian PUPR pertama adalah memastikan akses menuju ke lokasi terdampak bencana bisa dilalui untuk kendaraan logistik, termasuk juga kebutuhan pengungsi.
Untuk percepatan peningkatan konektivitas telah dilakukan langkah-langkah penanganan dengan mencari jalur-jalur alternatif untuk menghubungkan Lumajang-Turen-Malang yang putus akibat robohnya Jembatan Besuk Koboan.
Salah satunya akan dibangun jembatan gantung dalam 2 bulan ke depan untuk pejalan kaki dan kendaraan roda dua sebagai penghubung Kabupaten Lumajang dengan Malang Selatan. Jembatan ini juga didesain dapat dilalui ambulance untuk keadaan darurat.
Baca Juga: Perumahan Citaville Parung Panjang Dipasarkan Melalui Lamudi.co.id
Selanjutnya untuk perbaikan permanen Jembatan Besuk Koboan yang berada di Ruas Jalan Nasional Ture-Lumajang dibutuhkan waktu perbaikan sekitar 1 tahun. “Pembangunan jembatan permanen dengan bentang 130 meter butuh waktu. Kita buatkan dulu jembatan gantung yang bersifat sementara untuk pemulihan konektivitas,” kata Hedy.
Untuk mendukung kebutuhan pengungsi, Kementerian PUPR melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jawa Timur telah memobilisasi 10 unit Hidran Umum (HU) kapasitas 2.000 liter,4 unit Mobil Tangki Air (MTA) kapasitas 4.000 liter, 6 unit tenda hunian darurat, 3 mobil toilet, 11 bed, 6 tenda ukuran 4×4, 1 unit dump truck, 1 unit mobil kabin, dan dukungan 16 personel tanggap darurat.
Kemudian juga dikerahkan alat berat untuk mempercepat evakuasi korban dan pembersihan kawasan terdampak oleh Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur–Bali seperti 1 unit excavator, 2 unit loader, 2 dump truck, 1 water tanker, 3 unit pick up berada di Lumajang dan Malang, serta 1 unit Jembatan Bailey, 2 unit dump truck, 3000 lembar kawat bronjong sudah standby di kantor balai.
Baca Juga: Enam Perumahan Subsidi di Sumsel Mendapat Bantuan PSU
Tambahan alat berat juga didistribusikan oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas berupa 1 unit excavator, 1 unit loader, 2 dump truck, dan perlengkapan tambahan berupa 1 set lighting lamp, 1 unit MTA dan alkon, 2 drum solar serta oli hidrolik dan oli mesin.