Pasar properti diperkirakan akan kembali tumbuh positif, begitupun dengan penyaluran KPR semester II 2019. Selain lebaran, tantangan lain yang dihadapi tahun ini adalah pilpres dan periode masuk sekolah.

PropertiTerkini.com – Hampir serupa dengan tahun-tahun sebelumnya, pergerakan pasar properti biasanya akan mengalami penyesuaian terkait bulan Ramadhan. Sekalipun ada Tunjangan Hari Raya (THR), namun tidak menjadi alasan cukup kuat untuk beli rumah.

Baca Juga: KPR Smart Rate dari CIMB Niaga dengan Ujrah Transparan

Hal ini juga dipengaruhi oleh lonjakan harga barang konsumsi yang terjadi di bulan Ramadhan. Dan yang menjadi pembeda untuk tahun ini, libur lebaran akan berlanjut dengan libur sekolah, sekaligus periode masuk sekolah.

Sebelumnya, bahkan Wahyu Sulistio, Direktur PT Metropolitan Land, Tbk (Metland) mengungkapkan bahwa kondisi pasar properti pada tahun ini sangat menantang bagi pebisnis properti, termasuk para pengembang.

Menurut dia, ada tiga tantangan besar, yakni pemilihan presiden, Ramadan dan periode sekolah. Hal ini berdampak pada penurunan permintaan lantaran sejak awak tahun sudah terlihat adanya sikap wait and see.

Baca Juga: Gandeng Bank BRI, The SIMA Office Tower Mulai Dipasarkan

“Banyak investor yang lebih menahan pembelian. Sementara beberapa developer juga harus menunda untuk merilis proyek baru mereka,” ujar Wahyu beberapa waktu lalu.

Pengamat properti yang juga Mantan Country General Manager Rumah123.com, Ignatius Untung juga melihat hal yang sama. Menurutnya, pasar properti akan mengalami penurunan penjualan sekitar 20-25 persen. Dia melihat, isu-isu seputar politik pilpres masih terus hangat bersamaan dengan Ramadan.

“Tetapi di kuartal berikutnya pasti akan meningkat lagi, terutama rumah murah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR),” ungkapnya.

Tumbuh Lagi

Beberapa perbankan juga melihat hal yang sama. Namun secara umum, target penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) tetap dipatok tumbuh pada tahun ini. Bank Tabungan Negara (Bank BTN) sebagai bank yang fokus pada penyaluran KPR pun mengakui adanya perlambatan KPR di awal tahun 2019.

Baca Juga: Bank Danamon Beri KPA di Sayana Apartments

Tren kenaikan diprediksi baru akan terjadi di semester II 2019. Bahkan, target penyaluran KPR BTN di 2019 turun dari tahun-tahun sebelumnya yang berada di angka 17-18 persen. Tahun 2019 ini, BTN menargetkan penyaluran KPR 15 persen secara total.

“Orang yang pertama kali beli rumah biasanya datang ke BTN. Dia tidak terpengaruh oleh political event. Yang terpengaruh mungkin bagi mereka yang akan berinvestasi. Tapi di BTN, kebiasaannya adalah kuartal I selalu slow,” ungkap Direktur Bank BTN, Nixon Napitupulu.

Senior Vice President Nonsubsidize & Consumer Lending Division Bank BTN, Suryanti Agustinar optimis pertumbuhan KPR akan tercapai di tahun ini. Kata dia, Bank BTN masih tetap fokus untuk pembiayaan hunian bagi masyarakat menengah bawah, baik subsidi dan non subsidi dengan harga di bawah Rp500 juta.

“KPR Semester II 2019 ini, apalagi setelah pilpres ini pastinya akan lari lebih kencang lagi. Termasuk yang di atas Rp500 juta juga pastinya akan tumbuh lagi,” ungkapnya.

Baca Juga: Bank Mandiri Area Depok Optimis Capai Target KPR 2019

PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) juga melihat adanya pergerakan positif usai lebaran atau di semester II 2019. Tahun ini, CIMB Niaga menargetkan KPR tumbuh 12-15 persen. Adapun penyaluran KPR CIMB Niaga hingga semester I 2019 telah mencapai Rp4 triliun.

Mortgage Business Development Head Group Head PT Bank CIMB Niaga, Yenny Frisca mengatakan dengan melihat kondisi makro ekonomi saat ini, penjualan properti baik dari sisi developer maupun broker sedang turun. Di sisi lain, target yang diberikan justru meningkat.

“Sehingga dibutuhkan kreativitas. Dan salah satu cara yang kami lakukan adalah masuk ke market take over,” ungkap Frisca.

KPR CIMB Niaga di Mei 2019 lalu baru saja meluncurkan skema pricing Smart Rate Spesial yang memberikan keuntungan bagi nasabah mendapatkan bunga transparan dan murah. Adapun skemanya adalah SBI/SBIS 12 bulan + 2% untuk tujuan pembelian dan take over; kemudian SBI/SBIS 12 bulan + 3% untuk tujuan multiguna, top up dan renovasi.

Baca Juga: Strategi BTN Cabang Depok Kejar Target KPR 2019

“Suku bunga ini lebih murah dibanding suku bunga floating di beberapa bank pesaing yang juga menggunakan acuan SBI/SBIS, dimana saat ini berkisar di SBI + 3.25% sampai dengan SBI + 5%,” terang Frisca.

Produk-produk KPR CIMB Niaga mempunyai keunggulan masing-masing yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan nasabah. Nasabah dapat memilih produk KPR konvensional maupun KPR Syariah. Untuk KPR konvensional memungkinkan nasabah bayar bunga Rp0 dengan menghubungkan KPR dengan fasilitas rekening tabungan nasabah sekeluarga melalui produk KPR Xtra Manfaat.

Baca Juga: Permintaan Rumah Subsidi Bertambah Disaat Harga Naik

Sementara produk KPR Syariah memberikan kepastian jumlah cicilan sepanjang masa pinjaman melalui akad murabahah atau pembayaran ujrah yang murah dan transparan melalui akad MMQ.