Matahari Land berawal dari perusahaan jewellery yang kemudian merambah bisnis properti sejak 2007. Sejak awal fokus di Bandung Selatan lantaran telah diprediksi bakal menjadi sunrise property.

PropertiTerkini.com – Pesona Bandung Selatan sejatinya sudah bertahun dilirik oleh Matahari Land, pengembang lokal yang cukup massif di kawasan ini. Bahkan beberapa pengembang properti hingga kalangan perbankan pun lantang menyebutkan nama Matahari Land, ketika ditanya seputar potensi wilayah Bandung Selatan.

Baca Juga: Bandung Selatan Berbenah Menyambut Megapolitan 2045

Bukan tanpa alasan, Matahari Land memang telah mengembangkan 15 proyek di wilayah selatan ini. “Itu yang kami kembangkan sendiri, belum termasuk yang terafiliasi,” ucap Ferry Husen, Chief Operating Officer PT Mentari Agung Mandiri (Matahari Land), di Bandung, belum lama ini.

Sebagai informasi, Matahari Land diinisiasi oleh Cuncun Wijaya, pengusaha perhiasan dengan bendera Matahari Terbit di Kota Kembang. Berangkat dari rasa prihatin pada karyawannya yang membeli rumah, Cuncun pun mulai merambah sektor properti.

“Saat itu karyawannya pinjam uang beli rumah. Tidak lama berselang, karyawannya kembali pinjam uang lagi, katanya mau renovasi karena kualitas rumahnya tidak bagus. Pak Cuncun pun meninjau langsung rumah tersebut dan ternyata memang dia kaget kualitas rumah tidak layak,” cerita Ferry mengenang.

Persoalan yang ditemui langsung oleh Cuncun Wijaya inilah yang akhirnya menggelitiknya untuk menekuni bisnis properti, medio Mei 2007 silam. Proyek perdana yang dia kembangkan saat itu, yakni perumahan Matahari Regency seluas sekitar 3 hektar.

“Proyek-proyek awal Matahari Land memang kebanyakan dalam klaster. Proyek yang mulai terintegrasi baru di Cherry Field dan Bumi Siliwangi,” jelas Ferry. Adapun perumahan Cherry Field dikembangkan sejak 2013 di lahan seluas 26 hektar, sementara Bumi Siliwangi seluas 22 hektar yang masih berpotensi dikembangkan lagi. Dilihat dari proyeknya memang tidak begitu besar, namun sejatinya Matahari Land punya land bank yang cukup besar. Beberapa diantaranya telah dikerjasamakan dan dilepas ke pengembang lain.

Kualitas, sebut Ferry menjadi fokus utama Matahari Land dalam menghadirkan produk-produk propertinya. Ini pula menjadi alasan, konsumen sangat antusias menyambut setiap properti yang ditawarkan. Yang pasti, nama Matahari Land telah menjadi brand properti yang cukup kuat, terutama di kawasan Bandung Selatan.

Baca Juga: Podomoro Park Bandung Tambah Fasilitas Rumah Sakit

Kembali soal Bandung Selatan, Ferry memang tak menampik jika kawasan lain di Bandung dan sekitarnya juga menjadi bidikan Matahari Land, namun hingga saat ini masih lebih fokus di Bandung Selatan. “Kami juga sudah melihat peluang-peluang di daerah lain. Namun yang berkembang di Bandung memang di timur dan selatan,” katanya.

Lebih tegas, dia berucap, kelak Bandung Raya akan terintegrasi dari Bandung Barat membentang ke timur hingga Sumedang. Namun lebih mikro, kata dia, sunrise property ada di selatan. Sementara di wilayah tengah Kota Bandung, lahannya sudah sangat terbatas dan sudah tidak bisa berkembang. Sedangkan utara memang paling hot, namun saat ini pun sudah terbatas apalagi pemerintah juga sudah batasi pembangunan di sana.

“Kalau barat masih terlalu muda, dia baru memulai dengan infrastruktur dan lainnya. Sedangkan ke timur adalah feature-nya Kota Bandung. Berikutnya, second base-nya ke selatan. Apalagi sejak banyaknya infrastruktur baru ke arah selatan yang semakin mendongkrak properti di sini,” terang Ferry.

Masalah dan Solusi

matahari land di bandung selatan
Ferry Husen, Chief Operating Officer Matahari Land./ Foto: Hamzah Alex

Bandung sebagai kota yang terus berkembang juga tidak lepas dari masalah klasik, yakni kemacetan lalulintas. Namun Ferry meyakini dengan adanya pembangunan infrastruktur baru, maka bisa dipastikan akan mengurai kemacetan tersebut. Dia mencontohkan adanya Jalan Tol Soreang – Pasir Koja (Tol Soroja) yang disebutnya sebagai trigger point infrastruktur di Bandung Selatan.

Baca Juga: Grand Alexandria, Investasi Pasti di Sunrise Property Surabaya

Keberadaan Tol Soroja memang sangat merubah wajah Kabupaten Bandung dan seabreknya Bandung. Dulu dari Kota Bandung ke Soreang memakan waktu sekitar 1 jam lebih. Sekarang hanya sekitar 10 menit saja. Inilah yang kemudian menyebabkan pergerakan ekonomi dan pergerakan orangnya juga sangat cepat di wilayah Bandung Selatan.

“Dari sudut properti, jelas bahwa pada saat ekonomi suatu daerah tumbuh, otomatis harganya akan meningkat dan jauh lebih baik dari daerah lainnya,” kata Ferry.

Selain jalan tol, aksesibilitas kawasan ini juga akan lebih terbuka dengan adanya rencana pembangunan infrastruktur transportasi massal berbasis rel, seperti LRT Bandung Raya, MRT, juga kereta cepat Bandung-Jakarta.

Persoalan kedua adalah banjir. Juga menurut dia, sedikit banyak sudah diatasi oleh pemerintah melalui pembangunan bendungan, embung hingga danau buatan. Sebagai contoh, diantaranya adalah danau retensi Cieunteung, termasuk juga program revitalisasi Citarum Harum.

“Memang saat ini kita belum merasakan dampak 100 persen dari persoalan banjir. Kalau dulu, banjir bisa berhari-hari bahkan mencapai minggu. Kalau sekarang, dari sisi ketinggian air, lamanya banjir, jauh sudah menurun,” ungkap Ferry seraya menambahkan, ke depannya persoalan banjir akan bisa teratasi dan Bandung Selatan akan berkembang lebih luar biasa.

Harga Melambung

cherry field
Kawasan Perumahan Cherry Field di Bandung Selatan berdekatan dengan beberapa proyek besar, salah satunya adalah Podomoro Park yang dikembangkan oleh Agung Podomoro Land./ Foto: Hamzah Alex

Pesona kawasan Bandung Selatan kian memikat bagi pengembang properti, hingga konsumen, baik yang akan tinggal maupun yang berinvestasi. Kawasan dengan suhu udara yang sejuk disertai pemandangan alam menakjubkan tersaji indah dari wilayah Bandung Selatan.

Baca Juga: Minat Investasi Properti? Kenali Dulu Ciri-ciri Sunrise Properti

Lebih dari itu, lantaran massifnya infrastruktur telah mengerek naik harga properti di kawasan ini. Bahkan dalam 3 tahun terakhir telah meningkat berkisar 10-20 persen.

“Beberapa kawasan tertentu mungkin di atas itu, tapi dari proyek kami naik antara 10-20 persen lebih,” imbuh Ferry.

Sebagai gambaran, perumahan Matahari Regency pada 2007 memasarkan rumah tipe 36/72 dijual mulai Rp105 juta, bahkan sempat di bawah Rp100 juta. Sedangkan tipe 45/90 dijual seharga Rp150 jutaan. Pada tahun lalu tipe 45/90 laku terjual seharga Rp750 juta atau mengalami kenaikan sekitar 5 kali dari harga semula.

Sementara di perumahan Cherry Field hunian sudah di kisaran harga mulai dari Rp1-3 miliaran. Tanah dalam kawasan berkisar Rp5-6 juta/m2. Pada tahap awal tahun 2012 lalu, untuk tipe 50/90 diluncurkan dengan harga Rp398 juta. Tipe terbaru saat ini 60/120 dilego mulai Rp1,1 miliar.

“Sekitar 95 persen pembeli adalah end user. Sehingga dalam kawasan ini sangat hidup dan berkembang cepat,” kata Ferry.

Saat ini Matahari Land tengah mengembangkan dan memasarkan sekitar 4 proyeknya. Tahun ini pula, ada sekitar 2 proyek baru yang akan segera diluncurkan. Lokasinya pun sedikit melebar dari Bandung Selatan, yakni mengarah ke Bandung Timur dan Bandung Utara.

Ferry menyadari persaingan di kawasan Bandung Selatan semakin tinggi. Tidak hanya antar pengembang lokal, pengembang nasional juga kini massif membangun proyeknya. Salah satunya adalah Podomoro Park yang dikembangkan oleh Agung Podomoro Land, bahkan menempel dengan Cherry Field. Dikabarkan pula, beberapa pengembang nasional lain juga telah memiliki lahan di wilayah tersebut.

Baca Juga: KAWASAN CINERE: Perlahan Semakin Memikat

“Segmen kita berbeda, dan konsumen juga pastinya melihat rekam jejak pengembang dan proyek-proyek yang sudah sukses dibangun,” pungkasnya.