Progres pengerjaan MRT Jakarta fase 1 telah mencapai 97,08 persen dan diyakini akan beroperasi tepat waktu di Maret 2019. Sedangkan fase 2 juga telah mendapatkan dana pinjaman dari pihak Jepang senilai 70,210 miliar Yen atau setara dengan Rp9,4 triliun.

Propertiterkini.com – PT MRT Jakarta kebut pembangunan proyek transportasi massal berbasis rel, Mass Rapid Transit (MRT) yang ditargetkan akan beroperasi mulai Maret 2019. Kurang dari 116 hari lagi, pengerjaan konstruksi sipil dan arsitektural MRT Jakarta fase 1 telah mencapai lebih dari 97 persen.

Baca Juga:

Rinciannya, jalur dan stasiun layang telah mencapai 96,20 persen sementara jalur serta stasiun bawah tanah mencapai 97,96 persen. Adapun kesiapan operasi yang mencakup persiapan institusi dan sumber daya manusia telah mencapai 73,58 persen.

“Rencananya tanggal 12 November mendatang kontraktor proyek akan melakukan uji coba operasi sistem perkeretaapian secara terintegrasi. 8 Desember nanti kita akan lakukan uji coba rangkaian kereta ke-2 hingga ke-16 di jalur utama, dan akhir Desember 2018 hingga pertengahan Februari 2019 akan kita lakukan partial dan full trial run,” urai Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Sabandar, kepada media akhir Oktober lalu.

Untuk saat ini, lanjut William, direktorat operasi dan pemeliharaan juga sedang melakukan sejumlah persiapan, seperti sertifikasi masinis.

“Bersamaan dengan ini, MRT Jakarta juga sedang mempersiapkan pembangunan fase 2,” tegasnya.

Sebelumnya, pada Kamis (23/08/2018) lalu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah menjajal kereta MRT Jakarta dengan rute Lebak Bulus – Bundaran Hotel Indonesia (HI), dalam rangka pengujian dan pemeriksaan sistem.

“Perjalanan lebih lancar, lebih tenang dan nyaman,” kata Anies ketika itu.

MRT Jakarta Fase 2

Setelah pengerjaan MRT Jakarta fase 1, dilanjutkan dengan fase 2. Pada tanggal 24 Oktober 2018 lalu, di Gedung Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Jakarta Pusat, telah ditandatangani Perjanjian Pinjaman Pembangunan MRT Jakarta fase 2.

Kesepakatan bersama dilakukan oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan Japan International Cooperation Agency (JICA), dengan nilai pinjaman Official Development Assistance (ODA) sebesar 70,210 miliar Yen atau setara dengan Rp9,4 triliun.

Penandatanganan Perjanjian Pinjaman tersebut adalah tahapan pertama slice loan dari total komitmen pinjaman untuk fase 2 MRT Jakarta senilai 208,132 miliar Yen atau setara dengan Rp25 triliun.

“Selanjutnya akan ditandatangani lagi perjanjian pinjaman tahap kedua sekitar tahun 2020 mendatang,” terang Silvia Halim, Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta.

Baca Juga:

Silvia juga mengingatkan kembali tentang profil fase 2 yang mencakup pembangunan jalur dan stasiun di bawah tanah yang membentang dari Sarinah hingga Kampung Bandan.

Kata dia, Ada enam paket kontrak di fase 2 ini, yaitu CP 201 untuk Stasiun Sarinah dan Monas; CP 202 untuk Stasiun Harmoni, Sawah Besar, dan Mangga Besar; CP 203 untuk Stasiun Glodok dan Stasiun Kota; CP 204 untuk Stasiun dan Depo Kampung Bandan; CP 205 untuk sistem perkeretaapian; serta CP 206 untuk kereta.

“Jalur ini akan membentang sepanjang 8,3 kilometer,” ucap Silvia.