Salah satu perbedaan jalur bawah tanah MRT Jakarta Fase I dan MRT Jakarta Fase II adalah jalur yang melewati kawasan Sawah Besar dan Mangga Besar. Terowongan di area ini akan dibangun bertingkat karena terbatasnya area. Nantinya kedua stasiun di kawasan tersebut akan terdiri dari empat lantai.
PropertiTerkini.com (Jakarta) – Beroperasinya moda transportasi massal modern Ibu Kota, MRT Jakarta Fase I menuai respons positif dari warga Jakarta dan sekitarnya. PT MRT Jakarta mencatat, sejak beroperasi untuk umum 24 Maret 2019 hingga akhir September 2019, penumpang MRT Jakarta mencapai 14 juta lebih. Ini artinya rata-rata jumlah penumpang MRT Jakarta dalam sehari mencapai lebih dari 82 ribu orang per hari.
Baca Juga: Penumpang MRT Jakarta Mencapai 14 Juta Lebih
Lantas bagaimana dengan MRT Jakarta Fase II?
Hingga kini, PT MRT Jakarta terus kebut pengerjaan fase kedua untuk koridor Utara-Selatan, yakni dari Bundaran Hotel Indonesia hingga Kota.
Hingga akhir September 2019 lalu, pembangunan Diaphragm Wall (D-Wall) sebagai bagian dari pembangunan Gardu Induk (recipient substation) Monas telah selesai dilakukan.
Selanjutnya, pengadaan dan pembangunan akan terus dikebut hingga target penyelesaian pada akhir 2024 dan target operasional kuartal pertama 2025 dapat tercapai.
Dari infografik yang disampaikan oleh PT MRT Jakarta tersebut di atas, dijelaskan bahwa panjang jalur utama sekitar 5,8 kilometer dengan tujuh stasiun bawah tanah akan melewati kawasan Sarinah, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, hingga Kota.
Baca Juga: Properti Jakarta Selatan: Transportasi Massal Bikin Bagus
Penetapan jalur ini berdasarkan Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 1728 Tahun 2018 tentang Penetapan Lokasi untuk Pembangunan Jalur MRT koridor BHI-Kota. Jarak antarstasiun tersebut bervariasi, mulai dari 0,6 kilometer hingga satu kilometer. Kedalaman stasiun pun berbeda, mulai dari 17 meter hingga 36 meter.
Salah satu perbedaan jalur bawah tanah MRT Jakarta Fase I dan MRT Jakarta Fase II adalah jalur yang melewati kawasan Sawah Besar dan Mangga Besar. Terowongan di area ini akan dibangun bertingkat karena terbatasnya area di kawasan Jalan Gajah Mada—Hayam Wuruk tersebut (terdapat Kali Batang Hari/anak Kali Ciliwung) sehingga pembangunan terowongan bertingkat juga membuat kedua stasiun di kawasan tersebut akan terdiri dari empat lantai.
Baca Juga: Kawasan Cipayung, Sunrise Property di Jakarta Timur
Sistem persinyalan yang digunakan serupa dengan fase I, yaitu Kendali Kereta berbasis Komunikasi (Communication-based Train Control/CBTC) dengan sistem operasi kereta otomatis tingkat dua (automatic train operation grade 2) yang memungkinkan Pusat Kendali Operasi (operation control center) mengatur jarak antar-rangkaian kereta ketika sedang beroperasi, sehingga akan meningkatkan aspek keamanan dan keandalan bagi penumpang MRT Jakarta.
Direncanakan selang waktu keberangkatan ratangga adalah setiap lima menit pada waktu sibuk dan setiap 10 menit di luar waktu sibuk. Waktu operasional dimulai pada pukul 05.00 WIB hingga 24.00 WIB.
Diperkirakan waktu tempuh dari Stasiun Lebak Bulus Grab hingga Kota mencapai sekitar +45 menit. Sejauh ini, di fase II, akan ada penambahan enam rangkaian kereta.
Baca Juga: Infrastruktur Pacu SouthCity Jadi Sunrise Property Pondok Cabe
Selain itu, guna mendorong kenyamanan dan kemudahan akses bagi masyarakat, di area jalan raya, akan diusung konsep pembangunan yang terintegrasi, seperti pelebaran akses pejalan kaki (trotoar) dan pesepeda, termasuk penyediaan rak sepeda (bike rack) di setiap stasiun MRT Jakarta dan area turun naik penumpang (drop on/off) untuk bus non-BRT, mobil yang membawa penumpang prioritas, dan logistik.
Selain itu, pembangunan kembali halte-halte BRT Transjakarta yang terintegrasi secara fisik ke akses masuk stasiun MRT Jakarta, seperti yang sudah dilakukan di Stasiun Bundaran Hotel Indonesia dengan Halte BRT Transjakarta Bundaran HI.
Sejumlah gedung-gedung sepanjang koridor akan terintegrasi langsung dengan stasiun MRT Jakarta serta dapat digunakan sebagai area menurunkan penumpang (kiss and ride).
Baca Juga: Perumahan Wisteria di Jakarta Timur Mulai Dipasarkan
Dalam perencanaan jangka panjang, PT MRT Jakarta diharapkan dapat membangun jaringan moda raya terpadu sepanjang 230 kilometer hingga 2030 mendatang, sehingga dapat menghubungkan dengan aman dan nyaman lebih dari 10 juta jiwa penduduk yang tinggal di kota seluas 661 kilometer persegi ini.