PropertiTerkini.com, (SAMARINDA) — Di sela-sela kunjungan kerja ke Provinsi Kalimantan Timur mendampingi Presiden Joko Widodo, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono meninjau penanganan normalisasi Sungai Karang Mumus untuk mengurangi risiko banjir Kota Samarinda, Selasa (24/8/2021).

Dalam pengamatannya, Basuki menyoroti masih terdapat beberapa warga sekitar yang tinggal di sempadan sungai sehingga diperlukan penataan untuk mengembalikan kapasitas tampung dan aliran sungai.

Baca Juga: Presiden Jokowi Resmikan Ruas Jalan Tol Kelapa Gading-Pulo Gebang

Menurut Harya Muldianto, Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan IV, Sungai Karang Mumus merupakan sungai drainase utama Kota Samarinda yang bermuara di Sungai Mahakam kapasitasnya sudah berkurang, sehingga saat musim hujan sering terjadi luapan yang menyebabkan banjir.

Penanganan yang dilakukan haruslah melihat Kota Samarinda yang relatif datar, dengan kendala adanya hambatan pasang-surut. Sehingga perlu upaya untuk memotong puncak banjir di hulu, di antaranya dengan cara membangun kolam retensi, memperlebar kapasitas alur sungai, dan juga diupayakan menyimpan air di hulu dengan waduk atau bendungan menjadi sangat utama.

Untuk penanganan banjir di Hulu Sungai Karang Mumus, Harya menyatakan pengerukan sedimen dan  pembersihan gulma di Waduk Benanga yang dibangun pada tahun 1978 silam.

“Waduk ini selain bermanfaat untuk irigasi seluas 800 hektar, dengan luasan fungsional 200 hektar dan pemenuhan air baku 113 liter/detik, juga untuk mereduksi banjir sekitar 20 persen DAS Karang Mumus,” ujarnya.

Baca Juga: Butuh Kolaborasi Menggerakkan Program Sejuta Rumah

Menurut Harya dari kapasitas tampung awal waduk sebesar 1,49 juta m3 mengalami sedimentasi sampai 670 ribu m3 pada tahun 2019, sehingga untuk mengembalikan fungsi tampungan waduk mulai tahun 2020 dilakukan pengerukan sedimen dan pembersihan gulma total sebanyak 211 ribu m3 dan masih membutuhkan sekitar 718 ribu m3.

Pengerukan dilaksanakan dengan sistem hidrolis dengan menggunakan Kapal Keruk Cutter Section Dredger (CSD). Sedimen yang dikeruk ditempatkan di tempat tampungan sedimen (disposal) yang lokasinya terpisah dengan area genangan waduk .

Berdasarkan data, kegiatan utama yang dilaksanakan pada tahun 2020 dilakukan pembersihan gulma 8,9 hektar dan sedimen 111.726m3. Pekerjaan dilanjutkan pada tahun 2021 pembersihan gulma 13,96 hektar dan sedimen 99.303 m3 yang dilaksanakan oleh kontraktor PT Insan Cita – Millenia (KSO) dengan nilai kontrak Rp16,32 miliar, saat ini progres pekerjaannya sebesar 60,37 persen.

Baca Juga: Digital Hub Goes To Campus Hadirkan 900 Mahasiswa

Sementara di bagian tengah DAS Karang Mumus, pada tahun 2021 tengah dikerjakan normalisasi sungai sepanjang 519m berupa perkuatan tebing Sub DAS Karang Mumus di Kecamatan Samarinda Ulu dan Sungai Pinang. Pekerjaan dilaksanakan kontraktor PT Permatanusa Setiahati dengan nilai kontrak Rp33,16 miliar dan progres 85 persen dengan target rampung Oktober 2021.

Normalisasi dan perkuatan tanggul juga dilakukan di segmen Perumahan Griya Mukti sepanjang 575 m dengan nilai kontrak Rp5,3 miliar yang dikerjakan PT Bindamara Bandealit. Saat ini progres konstruksi sudah sebesar 95 persen.