Hunian sementara menjadi pilihan terbaik saat ini, pasca gempa bumi dan tsunami yang menghancurkan Sulawesi Tengah, beberapa waktu lalu. Beberapa lahan pemerintah sudah disiapkan dan tengah dikaji sebelum dibangun.
Propertiterkini.com – Butuh sekitar dua tahun untuk memulihkan kerusakan pasca gempa disertai tsunami yang terjadi di sejumlah wilayah di Sulawesi Tengah (Sulteng), seperti Kota Palu dan Kabupaten Donggala. Pemulihan dilakukan secara bertahap yakni masa tanggap darurat dilanjutkan tahapan rehabilitasi dan rekonstruksi.
Ragam fasilitas publik seperti rumah sakit, puskesmas, sekolah, rumah ibadah dan terutama hunian masyarakat juga menjadi perhatian pemerintah.
Terkait hunian warga, terutama di Balaroa dan Petobo yang hancur bahkan hilang akibat likuifaksi, maka akan dilakukan relokasi. Pemerintah akan merelokasi penduduk di desa-desa tersebut ke beberapa lahan pemerintah yang sudah ada.
Baca Juga: Seluruh Akses Jalan ke Palu Telah Terbuka
“Relokasi memang perlu dilakukan, tetapi harus ada perencanaan dan persiapan yang matang. Nanti akan didiskusikan lebih lanjut dengan BMKG, Badan Geologi dan para pakar lainnya mengenai sisi keamanan dari kemungkinan terjadinya gempa di masa depan,” ujar Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dalam keterangan yang dipublikasikan Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR, Senin (8/10/2018).
Menurut Basuki, relokasi perlu dilakukan, terutama untuk awal akan dibangun hunian sementara (Huntara) yang ditargetkan rampung dalam 2 bulan.
“Makin cepat hunian sementara selesai, makin cepat penduduk bisa pindah dari tenda-tenda,” kata Menteri Basuki.
Beda dengan penanganan gempa di NTB, dimana pemerintah tidak bangun hunian sementara lantaran tidak ada relokasi. Sementara di Sulawesi Tengah, terutama beberapa wilayah yang rawan, maka pilihannya adalah relokasi. Titik-titik lokasi yang akan dibangun hunian sementara akan disepakati bersama dengan pemerintah setempat.
Fokus Utama
Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Danis H. Sumadilaga menjelaskan bahwa, dalam masa tanggap darurat, Kementerian PUPR fokus terhadap empat tugas yakni, membantu evakuasi korban bencana, penyediaan air bersih dan sanitasi, pembersihan kota dari puing-puing bangunan, dan penyelesaian masalah konektivitas.
“Untuk konektivitas saat ini jalan jalan sudah mulai terbuka dari mulai lintas barat, lintas tengah, lintas timur, dan perbaikan dua jembatan di jalan nasional, dengan terbukanya konektivitas, bantuan logistik sudah mulai lancar,” kata Danis beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Meski Dekat Pusat Gempa, Rumah Teknologi Risha di Lombok Tidak Roboh
Danis menambahkan, dalam menyediakan air bersih dan sanitasi bagi pengungsi, Kementerian PUPR juga telah menyediakan 22 Hidran Umum (HU) berkapasitas masing-masing 2.000 liter yang tersebar di 18 titik.
Lokasi-lokasi HU diantaranya di Lapangan Watulempo, Halaman Balaikota, Bundaran Biromaru, Bundaran STQ, Makorem, Mesjid Raya, Mako Sabara Paboya, Lapangan Anoa, Lapangan Perdos, Lapangan Dayodara, GOR Srikandi, Kampung Siswa (Kel. Baiya), Kel. Patoloan Boya, BTN Lasonni, Mako Set Brimob Mamboro, Lapangan Bonja Vera di Kabupaten Donggala (2 unit), Lapangan Kawatuna (2 unit), dan Gedung RRI Palu (2 unit).
Untuk menyediakan air bersih, selain hidran umum dan mobil tangki air, Kementerian PUPR mengirimkan mobil IPA (Instalasi Pengolahan Air) yakni 2 unit dari Surabaya dan 1 unit Bekasi. Ketiga mobil telah tiba di Palu dan digunakan memenuhi kebutuhan air bersih pengungsi.
Untuk pembersihan Kota Palu dan Donggala dan pemulihan akses jalan, Kementerian PUPR telah mengerahkan alat berat. Total alat berat yang sudah beroperasi terdiri 26 excavator, 12 dump truck, 6 wheel loader, 6 buldozer, 1 unit rock breaker dan 1 unit backhoe loader. Jumlah alat berat akan ditambah yang dikirim dari kota-kota di Pulau Sulawesi.
Alat berat untuk evakuasi korban dan pembersihan puing-puing di Hotel Roa-roa dioperasikan 1 unit rock breaker. Di permukiman Balaroa dioperasikan 5 ekcavator, 1 buldozer, 1 dump truck dan 1 wheel loader dan Perumahan Petobo sebanyak 7 ekcavator, 1 dump truck dan 1 back hoe loader.
Dalam pemulihan akses jalan di Kebon Kopi sebanyak 7 ekcavator, 5 buldozer, 5 dump truck dan 1 wheel loader. Di ruas Loli – Taman Ria Tipodan Bulili dioperasikan 1 ekcavator dan 1 wheel loader. Untuk ruas jalan Juanda – Diponegoro di Kota Palu dioperasikan 5 ekcavator, 5 dump truck dan 3 wheel loader dan 1 ekcavator di Sigi dan Langaleso.
One Comment
Pemerintah Bangun 1200 Huntara di Sulteng | Properti Terkini
[…] […]