Bisnis properti di Kalimantan Timur diprediksi akan tumbuh lebih kencang seiring telah ditetapkannya lokasi ibu kota negara yang baru. Sederet pengembang kakap pun telah masuk ke wilayah itu, bahkan beberapa diantaranya telah memiliki lahan strategis di kawasan tersebut.
PropertiTerkini.com – Keputusan soal pemindahan ibu kota Indonesia telah disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Jakarta, Senin (26/8/2019). Lokasinya berada di Kalimantan Timur, persisnya di sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian di Kabupaten Kutai Kartanegara.
Baca Juga: Ibu Kota Negara Pindah Tahun 2024, Begini Tahapannya
Atas keputusan itu, kementerian terkait pun sudah ancang-ancang mulai membangun di tahun 2020. Dengan begitu, ditargetkan tahap awal perpindahan ibu kota mulai dilakukan pada 2024.
Secara geografis, kedua kabupaten yang menjadi lokasi ibu kota negara tersebut berada tak begitu jauh dari Balikpapan dan Samarinda sebagai kota terbesar di Kalimantan Timur.
Lantas, bagaimana dengan geliat sektor properti di Kalimantan Timur tersebut?
Menurut Mart Polman, Managing Director Lamudi.co.id, pemindahan ibu kota justru bisa berdampak positif terhadap bisnis properti di Jakarta. Alasannya, kata dia, walaupun tidak menjadi ibu kota lagi, Jakarta akan tetap menjadi pusat perekonomian, sehingga aktivitas jual beli properti tidak akan terganggu dengan masalah politik dan pemerintahan.
“Khusus untuk properti kelas atas memang sangat berpengaruh terhadap kondisi politik dan ekonomi, jadi jika ibu kota berpindah maka bisnis jual beli properti untuk segmen atas akan tetap terjaga,” kata Mart dalam keterangannya di Jakarta, belum lama ini.
Baca Juga: Ibu Kota Indonesia Dipindahkan, Bagaimana dengan Bisnis Properti di Jakarta?
Mart juga tetap meyakini bahwa kebutuhan hunian di Jakarta akan tetap tinggi, karena kota ini memiliki pasar properti yang sudah terbentuk. Terutama untuk segmen hunian vertikal, lanjut Mart, apalagi yang terkoneksi dengan moda transportasi massal, seperti LRT, busway dan MRT.
Sementara soal potensi properti di Kalimantan Timur sebagai ibu kota baru, Mart menilai, juga akan berdampak positif.

“Nantinya, di lokasi baru tersebut akan dibangun beragam hunian dan infrastruktur baru yang dapat mendorong meningkatnya pasar properti,” katanya.
Properti Melesat
Sektor properti di Kalimantan Timur dipastikan akan tumbuh melesat kencang. Beberapa pengembang nasional sudah berada di kota itu. Bahkan, ada beberapa lainnya yang bersiap menggarap proyek properti skala besar di kawasan itu. Setidaknya pengembang-pengembang tersebut telah memiliki lahan di Kalimantan Timur.
Baca Juga: Jalan Tol Balikpapan-Samarinda 96%, Dilengkapi 4 GT
Sebut saja, diantaranya adalah Ciputra Group, Agung Podomoro Land, Cowell, Wika Realty, PP Properti, Bintang Omega Sakti, dan Lippo Group.
Sinar Mas Land justru sudah sejak lama melihat besarnya potensi bisnis properti di Kota Minyak Balikpapan. Kini, pengembang tengah menggarap proyek ketiganya selepas sukses dengan Balikpapan Baru dan Balikpapan Permai.
Proyek ketiga di Kota Minyak tersebut adalah Grand City Balikpapan seluas 220 hektar yang sudah diluncurkan sejak pertengahan Maret 2014 lalu. Proyek sekala kota ini akan dikembangkan dalam beberapa tahap, dimana tahap awal akan dibuka 40 hektar.
Belum alam ini, Grand City Balikpapan baru meluncurkan klaster hunian baru, yakni Klaster Hayfield yang dipasarkan dengan harga perdana mulai Rp600 jutaan. Dengan harga tersebut, pengembang menyasar para professional muda dengan penghasilan antara Rp8-10 juta per bulan.
Baca Juga: Sasar Milenial, Sinar Mas Land Jual Rumah Rp600 Jutaan di Grand City Balikpapan
“Hunian ini memang kami hadirkan dengan target pasar adalah kalangan milenial atau pasangan baru,” ujar Franky Najoan, CEO East Indonesia Sinar Mas Land melalui keterangan tertulisnya.
Pengembang memudahkan calon pembelinya dengan cicilan DP berkisar Rp3 jutaan selama 24 bulan tanpa bunga. “Fitur yang menarik secara nilai investasi adalah pada saat DP lunas di bulan ke-24, maka di saat itu juga harga rumah sudah naik 15-20%,” katanya.
Pengembang nasional berikutnya adalah Agung Podomoro Land dengan proyeknya Borneo Bay City, juga di Balikpapan. Bahkan sudah beredar iklan pengembang, “Investasi Terbaik di Ibu Kota Negara Baru di Kalimantan Timur.”
Harga hunian di tepian pantai Teluk Balikpapan tersebut ditawarkan mulai Rp700 jutaan. Pengembang memiliki total lahan seluas 48 hektar. Proyek sudah mulai dikembangkan sejak 2013 lalu dan saat ini baru dibangun sekitar 8 hektar untuk proyek superblok. Bahkan apartemen sudah dibangun dan siap huni.
Baca Juga: 16 Proyek Baru WIKA Realty, Lebih Fokus di Jabodetabek
Lebih dekat ke ibu kota baru, PT PP Properti Tbk (PPRO) juga berencana menggarap proyek mixed-use seluas 500 hektar di sekitar lokasi ibu kota negara. Pengembang BUMN ini tengah merancang sebuah proyek baru berskala kota.

“Sudah ada pemilik lahan yang datang menawarkan kerja sama dengan kami. Luas lahannya 500 hektar. Pada saatnya kami mengambil langkah yang tepat,” kata Taufik Hidayat, Direktur Utama PP Properti kepada media di Jakarta, Senin (26/8/2019).
Sebelumnya, PP Properti telah mengembangkan hotel dan pusat perbelanjaan di Kota Balikpapan. Taufik optimis, okupansi Swiss-belhotel dan pusat belanja The Balcony akan terus meningkat seiring perpindahan ibu kota negara tersebut.
Selanjutnya, PT Cowell Development Tbk yang pada pada April 2018 lalu, kembali me-launching New Richwood yakni produk hunian rumah dan City Gate yakni produk komersial (ruko) yang merupakan pengembangan lahan residential di kawasan Borneo Paradiso, Balikpapan. New Richwood mendapatkan animo yang positif dari masyarakat pada saat launching tersebut.
Borneo Paradiso meliputi area seluas 120 hektar. Kompleks ini dibangun untuk kehidupan kelas menengah ke atas, mengakomodasi keharmonisan sosial dan kehidupan lingkungan.
Baca Juga: Andalkan Proyek Existing, Cowell Optimis Tumbuh 10%
Terletak di area pertanian dan pertambangan, Borneo Paradiso berlokasi strategis, 3 km dari Bandara Sepinggan. Kompleks perumahan ini dikembangkan di bawah usaha patungan antara PT Cowell Development dan PT Karya Agung Putra Indonesia.
Adapun pengembang nasional lainnya adalah Ciputra Development yang memiliki lahan terbesar di Samarinda yang mencapai 590 hektar.
Beberapa proyek di kota ini, yakni CitraGrand Senyiur City Samarinda 397 hektar, CitraGarden City Samarinda 100 hektar dan CitraLand City Samarinda 93 hektar.
Sementara lahan milik Ciputra di Balikpapan tersebar di proyek Citra Bukit Indah Balikpapan 21 hektar dan Citra City Balikpapan 9 hektar.
Harga Tanah Naik
Sementara dari harga tanah, CEO Indonesia Property Watch (IPW), Ali Tranghanda mengungkapkan bahwa, pergerakan harga tanah di Kalimantan Timur sudah terasa sejak awal tahun.
“Pergerakan mulai ada sejak awal tahun, namun relatif masih wajar,” ujarnya, dikutip dari detik.com.
Menurut data IPW, harga tanah di Kaltim hingga semester I 2019 rata-rata naik 13% jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara jika dibandingkan kuartal I-2019 tercatat naik 6-7%.
Selain isu pemindahan ibu kota baru, membaiknya komoditas batubara juga berdampak kenaikan harga tanah tersebut.
Baca Juga: KPR Semester II 2019, Lari Kencang?
Mengutip data rumah123.com, harga tanah di Kutai Kartanegara seperti di Samboja, Muara Jawa, Sanga Sanga, Tenggarong, hingga Kota Bangun dijual bervariasi mulai Rp80 ribu per meter persegi, Rp150 ribu per m2, Rp250 ribu per m2, Rp500 ribu per m2, Rp800 ribu per m2, hingga Rp4 juta per m2.
Harga tanah termahal adalah Rp4 juta per m2 yang berada di Tenggarong, ibu kota Kutai Kartanegara. Sementara yang termurah berada di Samboja senilai Rp80 ribu per m2.
Sedangkan di Penajam Paser Utara, masih menurut situs rumah123.com, lebih sukar mengetahui harga tanah di kabupaten tersebut. Namun, ada beberapa lahan perkebunan luas yang tengah dijual.
Seperti lahan kelapa sawit seluas 70 hektar yang dipasarkan dengan harga Rp13 miliar. Ada juga sebidang tanah seluas 9.000 meter persegi yang dijual dengan harga Rp500.000 per meter persegi.
Ada lahan perkebunan seluas 70 hektar yang dijual dengan harga Rp9 miliar. Kemudian ada lahan seluas 1 hektar yang diklaim dijual murah seharga Rp960 juta.

Dua properti lainnya adalah lahan seluas 2,2 hektare yang dijual dengan harga Rp130.000 per meter perseginya serta tanah seluas 1 hektar yang dipasarkan dengan harga Rp500.000 per meter persegi.
Baca Juga: Jokowi: Jangankan di Pelosok, Jakarta Pusat Saja Banyak Tanah Belum Bersertifikat
Enam properti berupa tanah yang dipasarkan di Rumah123.com ini, seluruhnya diunggah (upload) dalam kurun waktu Juli-Agustus 2019. Selain itu, ada empat rumah (landed house) yang dipasarkan di Penajam Paser Baru. Semua listing rumah ini baru diunggah pada Agustus 2019.
Sebuah rumah di Babulu dijual dengan harga Rp684 juta. Luas tanahnya mencapai 299 m2, sementara luas bangunan 96 m2. Ada juga rumah tipe 36 di Penajam yang dipasarkan dengan harga Rp184 juta. Luas tanah 84 m2, sedangkan luas bangunan 36 m2.
Kemudian ada rumah di Penajam dengan luas tanah 119 m2 dan luas bangunan 36 m2 yang dipasarkan dengan harga Rp120 juta. Terakhir, ada rumah tipe 36 di Penajam dengan luas tanah 84 m2 dan luas bangunan 36 m2 yang dijual dengan harga Rp135 juta.
Baca Juga: Permintaan Rumah Subsidi Bertambah Disaat Harga Naik
Harga properti tersebut sudah pasti akan terus bergerak naik. Apalagi jika pemerintah mulai membangun berbagai sarana dan infrastruktur pendukung di lokasi ibu kota negara tersebut.
5 comments
Angkutan Massal Ramah Lingkungan di Ibu Kota Baru | Properti Terkini
[…] Pindah Ibu Kota, Properti di Kalimantan Timur Melesat […]
Harga Naik 100 Persen, Begini Progres MTC Tanah Abang | Properti Terkini
[…] Pindah Ibu Kota, Properti di Kalimantan Timur Melesat […]
Taufik Hidayat: Pindah Ibu Kota Dongkrak Kinerja PP Properti | Properti Terkini
[…] Pindah Ibu Kota, Properti di Kalimantan Timur Melesat […]
Harga Naik! Berkah Borneo Bay City di Ibu Kota Baru | Properti Terkini
[…] Pindah Ibu Kota, Properti di Kalimantan Timur Melesat […]
Pajak Progresif Pertanahan Akan Dihapus | Properti Terkini
[…] Pindah Ibu Kota, Properti di Kalimantan Timur Melesat […]