PropertiTerkini.com, (PONOROGO) — Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali meresmikan proyek bendungan tahun ini. Kali ini yang diresmikan adalah Bendungan Bendo di Desa Ngindeng, Kecamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo, Selasa (7/9/2021).

“Alhamdulillah Bendungan Bendo sudah rampung dan siap difungsikan. Bendungan yang dibangun dengan biaya Rp1,1 triliun memiliki kapasitas 43 juta m3, dengan luas genangan 170 hektar serta tinggi bendungan 74 meter,” ujar Jokowi dalam sambutannya.

Baca Juga: Kado HUT Ke-76 RI, 4 Bendungan dan 1 Bendung Siap Diresmikan

Menurut Jokowi, Bendungan Bendo merupakan bendungan ketujuh yang diresmikan pada tahun 2021 setelah Bendungan Tukul – Jawa Timur, Bendungan Tapin – Kalimantan Selatan, Bendungan Napun Gete – NTT, Bendungan Sindang Heula- Banten, Bendungan Kuningan – Jawa Barat, dan Bendungan Way Sekampung -Lampung. Diharapkan semua bendungan ini meningkatkan produktivitas di bidang pertanian dengan tambahan air dan diharapkan meningkatkan produktivitas petani.

“Saya berpesan bendungan yang telah selesai dimanfaatkan sebaik-baiknya, disambungkan ke seluruh jaringan irigasi yang ada sehingga meningkatkan produktivitas pertanian,” ujar Jokowi.

Bendungan Bendo akan menyediakan irigasi untuk 7.800 hektar sawah dan juga untuk pasokan air baku dengan kapasitas 370 liter/detik, serta bisa mengurangi banjir Kota Ponorogo sebesar 31 persen atau 117,4 m3/detik yakni dari 375,4 m3/detik menjadi 258 m3/detik.

Baca Juga: Kementerian PUPR Tekankan Pembangunan Infrastruktur Harus Inovatif dan Ramah Lingkungan

Sementara itu menurut Menteri PUPR Basuki Hadimuljono yang mendampingi Presiden Jokowi, Bendungan Bendo membendung Sungai Keyang yang merupakan anak sungai Bengawan Madiun (anak sungai Bengawan Solo) yang dibangun pada 2013 – 2021. Pembangunannya dilaksanakan oleh kontraktor PT Wijaya Karya, PT Hutama Karya dan PT Nindya Karya (KSO).

“Bendungan ini berfungsi sebagai tampungan air yang di bawahnya terdapat daerah irigasi Bendo di Ponorogo dan DI Saluran Induk Madiun,” ujar Basuki.

Empat bendung yang berada di daerah irigasi Bendo seluas 3.330 hektar tersebut yaitu Bendung Ngindeng, Bendung Kori, Bendung Wilangan, dan Bendungan Tambakwatu, serta Bendung Jati di daerah irigasi Saluran Induk Madiun seluas 4.500 hektar sebagai sentra pertanian Jawa timur.

“Dengan adanya bendungan ini maka sudah langsung dapat dimanfaatkan oleh bendung-bendung di bawahnya sehingga dapat meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) dari 170 menjadi 260 per tahun. Jadi yang tadinya pola tanamnya padi-palawija-palawija menjadi padi-padi-palawija. Tadi kami juga sudah lihat pelaksanaan padat karya irigasi di daerah irigasi Ngindeng,” terang Basuki.

Baca Juga: Raih Pendanaan dari OCBC NISP Ventura, Prospeku Siap Dukung Pemulihan Bisnis Properti

Selain sebagai irigasi Bendungan Bendo juga memiliki potensi pariwisata yang akan menumbuhkan ekonomi lokal. Hal ini yang tidak diabaikan adalah pentingnya  penghijauan di area sabuk hijau (greenbelt) bendungan sebagai langkah konservasi lahan.

“Saya minta untuk ditanami pohon buah-buahan seperti durian, mangga, jangan hitungan belasan tetapi sekaligus yang banyak, kalau perlu sampai seribu pohon,” tutup Basuki.