PropertiTerkini.com, (TRENGGALEK) — Presiden Joko Widodo meresmikan dua bendungan multifungsi di Jawa Timur, yaitu Bendungan Tugu di Kabupaten Trenggalek dan Bendungan Gongseng di Kabupaten Bojonegoro, Selasa (30/11/2021).
Peresmian kedua bendungan dilaksanakan secara bersamaan di Bendungan Tugu, ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Presiden Jokowi, didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin, dan Bupati Bojonegoro Anna Muawwanah.
Baca Juga: Presiden Jokowi Resmikan Bendungan Multifungsi Karalloe
“Diharapkan dengan tambahan dua bendungan ini, aktivitas pertanian masyarakat semakin meningkat. Petani semakin sering menanam dan lebih produktif, sehingga pendapatannya akan meningkat,” ujar Jokowi.
Menurut Basuki, selain meresmikan dua bendungan ini, satu bendungan yaitu Bagong baru memulai pembebasan lahannya. Fungsi bendungan selain untuk irigasi juga sebagai pengendali banjir dan air baku. Saat ini ada 241 bendungan untuk dikosongkan sebagian tampungannya sebagai antisipasi badai La Nina. Seperti di Bendungan Tugu tiga hari yang lalu terjadi hujan besar dan sebagian desa-desa yang ada di hilir bendungan sudah tidak banjir lagi.
“Dengan demikian bendungan ini selain dimanfaatkan sebagai irigasi, bisa juga bermanfaat sebagai penyedia air baku dan pengendali banjir,” jelas Basuki.
Baca Juga: Green Building Terus Dikampanyekan untuk Tercapainya 100 Persen Hunian Smart Living
Bendungan Tugu di bawah tanggung jawab Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) memiliki kapasitas tampung sekitar 12,1 juta meter kubik antara lain untuk memenuhi kebutuhan daerah irigasi seluas 1.250 hektar, penyediaan air baku sebesar 12 liter per detik, serta reduksi banjir sebesar 42.47 meter kubik per detik, dan memiliki potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro sebesar 0,4 megawatt.
Bendungan yang dibangun sejak tahun 2014 ini menelan anggaran senilai Rp1,69 triliun, yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang dikerjakan oleh kontraktor PT Wijaya Karya dan PT APTA (KSO) dan PT Nindya Karya dan PT Minarta.
Sementara untuk Bendungan Gongseng, pembangunannya di bawah tanggung jawab Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo yang memiliki fungsi untuk memenuhi kebutuhan irigasi sawah seluas 6,191 hektar, penyediaan air baku 300 liter/detik, konservasi pariwisata, reduksi banjir hingga 133,3 meter kubik/detik serta sebagai pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) sebesar 0,7 megawatt.
Baca Juga: Kolaborasi dengan DAMRI, Jababeka Kian Mantap Wujudkan TOD City
Bendungan ini dibangun sejak tahun 2018 dengan kontraktor pelaksana PT Hutama Karya (Persero). Adapun nilai kontrak senilai Rp578 miliar dengan konsultan supervisi PT Inakko Internasional Konsulindo KSO, PT Tuah Agung Anugrah – PT Hilmy Anugrah.
Turut mendampingi Basuki, Direktur Jenderal Sumber Daya Air Jarot Widyoko, Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan Endra S Atmawidjaja, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas Muhammad Rizal, Kepala BBWS Bengawan Solo Agus Rudianto, Direktur Bendungan dan Danau Airlangga Mardjono, serta Direktur Utama PT Wijaya Karya Agung Budi Waskito, Direktur Utama PT Nindya Karya A Haedar Karim dan Direktur Operasi II PT Hutama Karya Novias Nurendra.