PropertiTerkini.com, (BALI) — Sebanyak 500 unit rumah tidak layak huni (RTLH) di tujuh Kabupaten di Provinsi Bali mendapatkan Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) dari Kementerian PUPR. Jumlah anggaran Program BSPS yang akan disalurkan untuk melaksanakan Program BSPS di Provinsi Bali sekitar Rp10 miliar.
Menurut Khalawi Abdul Hamid, Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, Program BSPS ini merupakan salah satu program yang manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat karena tempat tinggalnya yang sebelumnya tidak layak dibedah menjadi lebih layak huni.
Baca Juga: Kementerian PUPR Bangun PSU Rumah Subsidi di Papua
Rumah yang layak huni merupakan salah satu kebutuhan dasar masyarakat yang harus dipenuhi selain sandang dan papan. Apalagi di masa pandemi ini, masyarakat banyak yang melakukan aktivitasnya di rumahnya masing-masing.
Program BSPS merupakan stimulan dari pemerintah yang diberikan kepada masyarakat agar mau membangun rumahnya secara swadaya dan mendorong semangat gotong royong dalam kehidupan bermasyarakat. Jumlah bantuannya sekitar Rp20 juta per unit rumah dengan rincian Rp17,5 juta untuk biaya pembelian bahan bangunan dan sisanya Rp2,5 juta untuk upah tukang.
“Dalam pelaksanaannya masyarakat bisa membangun rumah secara berkelompok dengan pendampingan dari tenaga fasilitator lapangan Program BSPS,” ujar Khalawi.
Baca Juga: The Savoy, Rumah Plus Ruko di Jakarta Garden City Mulai Diserahterimakan
Sementara itu, menurut Kepala Satuan Penyediaan perumahan Provinsi Bali Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (P2P) Jawa IV, I Wayan Suardana, Program BSPS yang dilaksanakan Kementerian PUPR di Bali tersebar di tujuh kabupaten.
“Jumlah rumah yang di tingkatkan kualitasnya melalui Program BSPS ini sebanyak 500 unit RTLH dengan total anggaran Rp10 miliar,” ujar Wayan.
Program BSPS di Pulau Dewata tersebut tersebar di tujuh kabupaten yakni di Kabupaten Buleleng (Desa Busung Biu 70 unit), Kabupaten Jembrana (Desa Air Kuning 32 unit dan Desa Batu Agung 38 unit) dan Kabupaten Tabanan (Desa Gubug 26 unit, Desa Tajen 24 unit dan Desa Senganan 20 unit).
Baca Juga: Presiden Jokowi: IFEX 2021 Jadi Momentum Bangkitan Industri Mebel dan Kerajinan
Selanjutnya Kabupaten Bangli (Desa Bunutin 70 unit), Kabupaten Gianyar (Desa Batu Bulan 45 unit dan Desa Ketewel 30 unit), Kabupaten Klungkung (Desa Semarapura Kauh 30 unit dan Desa Semarapura Kangin 40 unit) dan Kabupaten Karangasem (Desa Datah 70 unit).