Pelaksanaan Program Kota Tanpa Kumuh, salah satunya di Kelurahan Jodipan, Kecamatan Blimbing, Kampoeng Lampion, Malang. Total anggaran penataan lingkungan di salah satu kampung tematik di Kota Malang tersebut sebesar Rp1 miliar.
PropertiTerkini.com (Malang) – Kolaborasi antara Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dengan pemerintah daerah (Pemda) menggiatkan Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) untuk perbaikan kualitas kawasan permukiman kumuh di perkotaan.
Baca Juga: 5 Kota Baru Dunia yang Akan Mengguncang Masa Depan
Kegiatan yang dilaksanakan melalui Ditjen Cipta Karya melibatkan masyarakat tersebut juga bertujuan untuk meningkatkan akses terhadap layanan infrastruktur dasar di permukiman kumuh perkotaan.
Pada periode 2015-2018, Kementerian PUPR telah melakukan penanganan seluas 23.407 hektar dan pada tahun 2019 ditargetkan seluas 13.704 hektar.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, sebagaimana dikutip dalam keterangan resmi PUPR, menjelaskan, Program Kotaku mendorong dan memberdayakan masyarakat, mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga pengawasannya.
“Kalau Pemda tidak bergerak dan masyarakat tidak terlibat aktif, maka program tidak akan berjalan. Bahkan kawasan yang sudah ditata akan kembali kumuh,” kata Menteri Basuki beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Keren, Penataan Kalimalang Seperti Sungai di Korea
Program Kota Tanpa Kumuh merupakan pembangunan infrastruktur berbasis masyarakat untuk mendukung program 100-0-100 yaitu 100 persen akses universal air minum, 0 persen permukiman kumuh, dan 100 persen akses sanitasi layak.

Jodipan, Malang
Program Kotaku salah satunya dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur, yakni di Kelurahan Jodipan, Kecamatan Blimbing, Kampoeng Lampion, Malang.
Lingkup pekerjaan berupa perbaikan saluran drainase, perbaikan jalan lingkungan, pembangunan septic tank biofil komunal, dan hibah gerobak sampah serta motor pengangkut sampah untuk pengelolaan limbah.
Total anggaran penataan lingkungan di salah satu kampung tematik di Kota Malang tersebut sebesar Rp1 miliar lewat APBN Tahun Anggaran 2018.
Baca Juga: MALANG RAYA: Properti Melenggang Semakin Kencang
Suheni, Ketua RT 05/01 Kelurahan Jodipan, Kecamatan Blimbing, Kampoeng Lampion yang juga merangkap sebagai Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) mengatakan, sebelum masuk Program Kotaku pada tahun 2018, kampung tersebut sempat mati suri dari kunjungan wisatawan tak lama setelah diresmikan pada tahun 2017.
Hal itu disebabkan karena kondisi lingkungan yang kurang bersih dan terawat, sehingga kalah pamor dengan kampung tematik lainnya.
“Kondisi jalan tadinya aspal biasa dengan kanan kirinya drainase berupa got terbuka. Sekarang jalannya sudah kelihatan bersih dengan ada ukirannya sehingga lebih indah, anak-anak juga bisa bermain dengan aman sampai malam, karena kanan kiri jalan sudah tidak ada saluran got terbuka, diganti dengan sistem drainase yang lebih baik,” tutur Suheni.
Baca Juga: Fisik Rampung 100%, Tol Pandaan-Malang Seksi 4 Siap Dilalui
Ia menyebutkan, semua pekerjaan program Kotaku tersebut melibatkan peran aktif seluruh warganya mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan dan perawatannya.
Suheni berharap, dengan sudah adanya perbaikan dari Program Kotaku, kampungnya dapat kembali bersaing dengan kampung tematik lainnya di Kota Malang dalam menarik minat wisatawan domestik maupun mancanegara.

“Kami juga sudah membuat pos yang dimanfaatkan untuk anak-anak dan remaja disini belajar bahasa Inggris agar mereka siap dengan kedatangan turis-turis,” ujarnya.
Tahun 2018, Program Kotaku di Provinsi Jawa Timur dilakukan di 186 kelurahan/desa pada 28 kabupaten/kota dengan anggaran sebesar Rp127,4 miliar.
Baca Juga: Sayembara Desain Ibu Kota Negara Dibuka, Hadiah Rp5 Miliar
Luas capaian pengurangan kumuh dari Program Kotaku di Jawa Timur pada tahun 2018 sebesar 592,48 hektar dengan total capaian pengurangan kawasan kumuh kumulatif dari 2017-2018 sebesar 912,66 hektar dari luasan kumuh sebesar 3.613 hektar.
Sisa kawasan kumuh yang belum tertangani akan dilanjutkan pada tahun 2019 di 116 kelurahan/desa pada 28 kabupaten/kota dengan anggaran sebesar Rp158,5 miliar.