PropertiTerkini.com, (JAKARTA) — Program Tanggap Bencana Palu, Sulawesi Tengah yang digalakkan oleh Habitat for Humanity Indonesia, sekira tiga tahun, akhirnya ditutup. Sebanyak 191 hunian tetap (huntap) dan berbagai bantuan lain telah disalurkan oleh Habitat.
Sebagaimana diketahui, pada 28 September 2018 lalu, gempa, tsunami, dan likuifaksi telah meluluhlantakkan Palu dan sekitarnya. Selain korban nyawa, banyak juga rumah termasuk harta benda yang hancur, rata dengan tanah atau lenyap tertimbun tanah dan reruntuhan.
Baca Juga: Sinar Mas Land Bedah Rumah Warga di Sekitar Kawasan BSD City
Kondisi inilah yang mendorong Habitat for Humanity Indonesia untuk turut ambil bagian membantu korban bencana di Sulawesi Tengah.
Sebagai organisasi kemanusiaan yang terus berupaya menyediakan hunian layak bagi masyarakat miskin dan penyintas bencana di Indonesia, Habitat segera membentuk tim tanggap bencana dan diturunkan ke lokasi untuk melakukan berbagai program tanggap darurat kebencanaan.
Rudi Nadapdap, Interim Senior Operation Manager Habitat for Humanity Indonesia mengungkapkan begitu mendengar bencana yang dahsyat melanda Sulawesi Tengah, Habitat Indonesia segera mengirimkan tim respon cepat (rapid response team) untuk melakukan kegiatan kaji cepat bencana dan dampak bencana, serta memberikan dukungan pendampingan dalam rangka penanganan darurat bencana dan pemenuhan kebutuhan penyintas bencana terkait kebutuhan akan hunian.
“Di awal program tanggap bencana, Habitat Indonesia telah menyalurkan 1.096 paket hunian darurat (emergency shelter kits), 150 paket pembersihan puing-puing (rubble removal kits), kemudian dilanjutkan dengan membangun lebih dari 1.039 unit hunian sementara (temporary shelter) di beberapa desa terdampak, MCK komunal dan individual yang melayani 683 keluarga dan akses air bersih darurat bagi 1.795 keluarga,” terang Rudi dalam webinar yang digelar Habitat, Rabu (24/11/2021).
Baca Juga: UU Cipta Kerja Pacu Pembangunan Perumahan di Indonesia
Habitat hadir tidak hanya pada level (masa) tanggap bencana tetapi juga pada level rehabilitasi dan rekonstruksi. Selama 3 tahun berada di Sulawesi Tengah, sejak 2018, Habitat telah membangun 191 huntap, 2 pusat kegiatan komunitas (community center), merenovasi 2 gedung sekolah, membangun banyak fasilitas air bersih komunal yang telah melayani lebih dari 1.795 keluarga, dan menyelenggarakan berbagai pelatihan bagi keluarga-keluarga agar memiliki ketahanan dalam menghadapi bencana di masa yang akan datang.
Kamal (24 tahun), salah satu penyintas bencana likuifaksi dari Desa Jono Oge yang telah kehilangan rumahnya sempat bercerita bahwa ketika Habitat membangunkan rumah bagi Kamal dan keluarga, ia justru memiliki kesempatan untuk belajar konstruksi sampai akhirnya ia memiliki kemampuan untuk membangun rumah sendiri.
“Saya belajar bagaimana membangun rumah saat Habitat membangunkan rumah saya. Saya sangat bersyukur, setelah memiliki keahlian dalam konstruksi, saya bisa membangun rumah orang lain dan mendapatkan upah. Sekarang saya bangga menjadi kepala tukang yang tidak hanya bisa menopang kehidupan saya tetapi juga dapat mengajarkan tukang yang lain membangun rumah sehingga bisa bekerja menghasilkan uang secara mandiri seperti saya,” katanya.
Baca Juga: Green Building Terus Dikampanyekan untuk Tercapainya 100 Persen Hunian Smart Living
Atas semua program yang dilakukan Habitat selama 3 tahun di Sulawesi Tengah, dimulai sejak masa tanggap bencana hingga saat ini, Dinas Sosial Sulawesi Tengah memberikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada Habitat.
“Bagaimana tidak, saat pemerintah masih menyusun rencana, rekan-rekan dari Habitat Indonesia sudah mulai membangun rumah hingga saat ini sudah lebih dari 1000 rumah yang dibangun mereka. Karena itu kami sangat berterima kasih,” kata Ridwan Mumu, Kepala Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Tengah.
Tidak hanya Dinas Sosial, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sigi, Asrul Repadjori juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Habitat Indonesia.
“Kami sangat berterima kasih atas upaya Habitat dalam kegiatan penyelamatan, pembangunan hunian sementara, penyediaan air bersih, dan pembinaan terhadap masyarakat di desa. Kami sangat terbantu melalui berbagai kegiatan yang telah Habitat Indonesia lakukan,” kata Asrul.
Baca Juga: Kembali Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI, Lukas Bong Beberkan Program Kerja Utama
Asrul melanjutkan, masyarakat yang awalnya tidak punya rumah akibat bencana, kini sudah memiliki rumah lagi. Pemahaman dan keterampilan tentang ketangguhan menghadapi bencanapun juga diberikan kepada masyarakat melalui pelatihan-pelatihan yang dilakukan oleh Habitat.
“Saya berharap semoga apa yang sudah dilakukan Habitat dapat mendukung masyarakat di Sulawesi Tengah untuk hidup berkelanjutan dan sejahtera pasca bencana,” ungkapnya.