Beberapa produk baru Intiland telah dipersiapkan namun belum akan diluncurkan. Perseroan masih fokus pada pengembangan proyek-proyek yang sedang berjalan, sembari menunggu momentum terbaik.
PropertiTerkini.com – Sepanjang tahun 2018, pasar properti tanah air dinilai belum kondusif. Tingkat permintaan pasar terhadap produk properti relatif tidak mengalami pertumbuhan secara signifikan. Demikian dikatakan Archied Noto Pradono Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi PT Intiland Development Tbk (Intiland) dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) untuk tahun buku 2018 di Intiland Tower Jakarta, Rabu (15/5/2019).
Baca Juga: Marketing Sales Intiland Capai Rp254 Miliar di Triwulan I 2019
“Kondisi sektor properti masih cukup berat dan belum kembali kondusif. Tapi kami percaya peluang tetap ada dengan fokus pada segmen-segmen pengembangan yang memberi ruang untuk menciptakan pertumbuhan usaha,” kata Archied.
Di tengah tantangan yang terjadi di industri properti, Perseroan pada tahun lalu membukukan pendapatan usaha sebesar Rp2,6 triliun, atau naik sebesar 16 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp2,2 triliun. Laba usaha dan laba bersih tercatat mencapai Rp327 miliar dan Rp203 miliar atau masing-masing mengalami penurunan sebesar 5,2 persen dan 31,6 persen.
“Penurunan kinerja profitabilitas terutama disebabkan oleh menurunnya margin laba kotor dan tingginya beban bunga,” ungkap Archied.
Berdasarkan hasil laporan keuangan triwulan I yang berakhir 31 Maret 2018, Perseroan berhasil membukukan pendapatan usaha Rp887,6 miliar, atau naik sebesar 25 persen dibandingkan triwulan I 2018 yang mencapai Rp709,2 miliar. Laba usaha dan laba bersih Perseroan tercatat mencapai Rp156 miliar dan Rp48 miliar.
Baca Juga: Grand Shamaya Sumbang Marketing Sales Terbesar PP Properti
Perseroan melihat tantangan yang dihadapi para pelaku di industri properti tahun ini masih cukup berat. Dibutuhkan terobosan-terobosan yang efektif untuk mempertahankan kinerja usaha, baik dari aspek strategi ekspansi, manajemen konstruksi, pemasaran dan penjualan, hingga aspek pengelolaan biaya.
Terobosan
Menghadapi kondisi tersebut, salah satu fokus Perseroan adalah terus berupaya mencari terobosan untuk menjaga kinerja penjualan. Perseroan telah menempuh dan menyiapkan sejumlah strategi kunci sebagai upaya untuk mengantisipasi tantangan dan arah perubahan pasar properti.
Salah satu upaya yang ditempuh Perseroan adalah fokus pada pengembangan proyek-proyek yang sedang berjalan. Perseroan berusaha meningkatkan penjualan inventori atau stok unit produk yang terdapat di semua proyek pengembangan.
“Penjualan di tiga bulan pertama tahun ini masih cukup berat dan kami belum merasakan adanya tren perubahan minat beli dari konsumen dan investor. Tapi kita akan terus berusaha untuk mendorong penjualan lewat berbagai terobosan,” ungkap Archied lebih lanjut
Baca Juga: Dekat Stasiun MRT, Synthesis Homes Dijual Mulai Rp900 Juta
Kondisi ini juga tercermin pada hasil kinerja penjualan perseroan yang diraih di sepanjang triwulan I 2019. Perseroan tercatat membukukan pendapatan penjualan (marketing sales) Rp254,2 miliar, atau sekitar 10,2 persen dari target tahun ini sebesar Rp2,5 triliun.
Prioritas ke Hunian
Untuk mengejar target penjualan, ungkap Archied, Perseroan akan memprioritaskan pada penjualan proyek-proyek hunian, baik yang berasal dari pengembangan kawasan perumahan maupun apartemen. Perseroan saat ini memiliki sejumlah pengembangan proyek hunian yang diproyeksikan dapat memberikan kontribusi penjualan cukup signifikan di tahun ini.
Pada segmen pengembangan kawasan perumahan, perseroan mengandalkan penjualan unit rumah dari proyek Serenia Hills dan Talaga Bestari di Jakarta serta Graha Natura di Surabaya. Sementara untuk pengembangan apartemen, perseroan masih mengandalkan penjualan dari lima proyek apartemen yakni 1Park Avenue, Fifty Seven Promenade, dan Regatta di Jakarta serta Graha Golf dan The Rosebay di Surabaya.
Baca Juga: Properti Surabaya Dulu dan Sekarang, hingga Nasihat Sinarto Dharmawan Bagi Generasi Muda
“Penjualan dari proyek-proyek residensial, khususnya pengembangan kawasan perumahan masih relatif stabil dan bisa diandalkan. Kalau untuk apartemen, kami akan fokus pada penjualan unit-unit stok,” kata Archied.
Promo Terpadu
Sejumlah rencana pengembangan produk baru Intiland telah direncanakan guna meningkatkan penjualan. Namun demikian, produk baru Intiland masih akan menunggu momentum terbaik dan adanya tren perubahan pasar untuk meluncurkan proyek-proyek baru tersebut.
“Tahun ini kami masih condong mempertahankan langkah konservatif untuk pengembangan baru, khususnya untuk proyek-proyek high-rise, seperti apartemen atau perkantoran. Kami perlu mencermati daya serap pasar, perubahan minat beli konsumen, hingga aspek pembiayaan perbankan. Tapi kalau untuk penjualan, kami akan lebih agresif lewat program-program promo yang menarik dan menguntungkan bagi konsumen maupun investor,” terang Archied.
Baca Juga: Core Cipete di Titik Nol Stasiun MRT Cipete, Mulai Rp1 Miliar
Sejak Maret 2019, Perseroan juga telah meluncurkan program kampanye pemasaran bertema #LivingConnected. Program ini merupakan gerakan kampanye untuk membangun kesadaran publik untuk meningkatkan kualitas hidup dengan tinggal di kawasan dekat transportasi publik, khususnya bagi warga di Jakarta dan sekitarnya.
Kehadiran beragam moda transportasi modern, seperti Mass Rapid Transit (MRT), Light Rapid Transit (LRT), maupun bus Transjakarta diyakininya membawa perubahan, seperti memudahkan konektivitas dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat dalam jangka panjang.
Menjadi bagian dari kampanye #LivingConnected tersebut, Perseroan meluncurkan program promo “Stay On The Blue Line”. Program ini memberikan penawaran spesial dan keunggulan properti-properti Intiland yang lokasinya dilintasi dan dekat dengan fasilitas MRT.
Terdapat tujuh pengembangan proyek Intiland yang lokasinya dilintasi atau berdekatan jalur MRT Jakarta. Proyek-proyek tersebut meliputi kawasan perkantoran terpadu South Quarter, Poins Square, Serenia Hills dan South Grove yang lokasinya dekat stasiun Fatmawati dan Lebak Bulus. Sementara apartemen 1Park Avenue yang lokasinya tidak terlalu jauh dari stasiun Blok M.
Selain proyek-proyek tersebut, Perseroan juga mengembangkan Fifty Seven Promenade yang meliputi apartemen, perkantoran, dan ritel di kawasan Thamrin berdekatan dengan stasiun Bunderan Hotel Indonesia dan stasiun Sudirman. Pengembangan lainnya yakni gedung perkantoran Intiland Tower yang persis bersebelahan stasiun Bendungan Hillir.
Baca Juga: Hunian TOD Semakin Diminati, Perumnas Kebut Mahata Margonda
“Lokasi proyek-proyek tersebut relatif dekat dengan stasiun MRT dan dapat ditempuh dengan berjalan kaki. Ini akan menjadi investasi terbaik saat ini dan di masa depan,” pungkas Archied.
One Comment
Intiland Luncurkan Dua Klaster Baru di Graha Natura Surabaya | Properti Terkini
[…] Baca Juga: Properti Belum Kondusif, Produk Baru Intiland Tertahan […]