Sanchez tumbuh bersama ibunya berjibaku mencari receh siang dan malam. Namun hobinya bermain bola selalu dia sempatkan di sela kesibukannya. Hobinya itu kini menghantarnya menjadi salah satu pemain dengan bayaran termahal. Sanchez pun mewujudkan mimpinya, punya properti megah Rp75 miliar di Manchester.
Meski Chile gagal lolos ke Piala Dunia 2018 namun kisah salah satu penyerang andalannya, Alexis Alejandro Sánchez Sanchez sangatlah inspiratif. Perjuangan yang dia lalui benar-benar dari bawah. Berbagai pekerjaan kasar pernah dia lakoni, seperti tukang cuci mobil bergaji ‘sukarela’, hingga pemain top sepak bola bergaji fantastis dengan seabrek harta dan properti mewah.
Baca Juga:
- Beckam, Messi atau Ronaldo, Ikon Sepak Bola Mana yang Memiliki Rumah Paling Megah dan Mahal?
- Seperti Istana, Rumah Artis Indonesia yang Paling Mewah
Alexis Sanchez yang awal tahun ini memutuskan hijrah ke klub Manchester United tak butuh waktu lama untuk segera membeli rumah impiannya di kota Manchester.
Hanya berselang tiga hari sejak tanda tangan kontrak dengan Manchester United niat Sanchez untuk tinggal di Manchester dia wujudkan dengan membeli sebuah castil mewah di kota tersebut.
Dari luar nampak sederhana, namun tempat tinggal megah itu dia beli dengan harga 2 juta pounds atau sekitar Rp37 miliar. Nilai tersebut dengan asumsi kurs rupiah 18.484,3.
Namun belum dijumlahkan dengan beberapa komponen tambahan lain, seperti garasi mobil yang mencapai 1,9 juta pounds. Sehingga total pengeluaran Sanchez untuk memiliki hunian impiannya itu mencapai lebih dari Rp75 miliar.
Dikutip dari beberapa media luar, Sánchez benar-benar senang dengan rumah barunya itu. Terdapat sebuah lapangan yang cukup lapang untuk dia bermain bersama keluarga atau bahkan dengan dua anjing kesayangannya.
Rumah yang juga tidak jauh dari tempat tinggal penjaga gawang Manchester City yang juga rekan setimnya di Chile, Claudio Bravo ini juga dilengkapi dengan ruang piano. Hal ini juga yang membuat Sánchez untuk segera membeli rumah tersebut.
Castil baru Sanchez tersebut memiliki lima kamar tidur dengan beberapa fasilitas tambahan, seperti bioskop, bar dan gym.
Lokasi rumah mewah Sanchez terletak dekat Hale. Berjarak 1,8 mil dari Bandara Manchester dan 3,4 km dari stasiun Martinscroft.
Anak Kampung
Jauh sebelum sukses seperti saat ini, bahkan dengan bayaran termahal sebagai pemain sepak bola dunia, Sanchez hanyalah seorang anak biasa yang tumbuh dari keluarga sederhana dengan hidup di bahwa garis kemiskinan.
Sanchez yang lahir pada 19 Desember 1988, tumbuh bersama keluarganya di sebuah perkampungan tambang miskin di Kota Tocopilla, sebelah utara negara Chile.
Sejak kecil Sanchez hidup bersama sang ibu Martina lantaran ditinggal pergi ayahnya. Mereka berjibaku menghidupi keluarga dengan berbagai pekerjaan yang bisa dilakukan.
Martina adalah seorang buruh cuci dan penjual ikan dengan penghasilan yang sangat kecil. Demikian Sanchez kecil yang juga harus berjuang bersama ibunya mencari recehan. Sanchez bekerja di beberapa tempat berbeda sebagai tukang cuci mobil dengan bayaran apa adanya.
Bahkan sering sekali dia terpaksa meminta makanan gratis dari tetangga atau siapapun yang dia kenal.
Dari situ, tumbuhlah kegemaran Sanchez kecil terhadap sepak bola. Meski tanpa sepatu, permainan itu benar-benar dia jiwai.
Alexis Sanchez diawal kariernya bermain sepak bola./ Foto: lifebogger.com
“Asal bisa bermain bola, saya tetap bahagia,” kata Sanchez.
Perlahan, akhirnya niat Sanchez kecil menjadi pemain bola profesional mulai terwujud. Karier sepak bola Sanchez dimulai dari klub muda lokal Cile bernama Cobreloa pada 2004 hingga 2006.
Selepas itu dia terbang ke Eropa dan bergabung dengan klub Liga Italia, Udinese. Dan terus menanjak ketika dia direkrut oleh klub papan atas Eropa, Barcelona pada 2011 lalu.
Tahun 2014 Sanchez mulai mencicipi panasnya persaingan di Liga Inggris ketika bergabung dengan Arsenal, hingga akhirnya pindah ke Manchester United yang kini menjadi klubnya.
Meski kini Sanchez punya gaji yang teramat besar, Sanchez tetaplah seorang anak kampung yang selalu memerhatikan kampung halamannya.
Tahun 2016 lalu, Sanchez ikut membiayai pembangunan lapangan berteknologi tinggi di kota kelahirannya, Tocopilla, sekaligus sebagai wadah latihan bagi anak-anak asal kampung halamannya tersebut.
Sungguh luar biasa, Sanchez!