Sebanyak 40 ribu unit rumah pekerja akan dibangun melalui kerjasama antara SPS Group dan BPJS Ketenagakerjaan. Tahun ini ditargetkan sebanyak 5.000 unit rumah akan terserap.

Propertiterkini.com – Hingga saat ini, PT Sri Pertiwi Sejati (SPS Group) masih konsisten dalam membangun dan memasarkan rumah subsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Terbaru, SPS Group melalui salah satu anak usahanya, PT Arrayan Nusantara Development menjalin kerjasama dengan BPJS Ketenagakerjaan mensosialisasikan rumah pekerja di kawasan Jababeka, Jumat (21/9/2018).

Baca Juga: Tahun Ini SPS Group Bangun 4 Proyek Baru, Nomor 3 Paling Jauh, Tapi…

“Sosialisasi rumah pekerja ini dilakukan agar pekerja memahami adanya program fasilitas kepemilikan rumah untuk para anggota BPJS Ketenagakerjaan,” ujar Managing Director SPS Group, Asmat Amin.

Tidak hanya itu, lanjut Asmat, kegiatan ini juga menjadi salah satu upaya SPS Group dalam mendukung Program Sejuta Rumah yang digulirkan Pemerintah Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla.

Bahkan setiap tahunnya sejak 2015-2017, SPS Group selalu berhasil membangun lebih dari 15 ribu unit rumah. Jumlah yang sama juga menjadi target pengembang pada tahun ini.

“Bagi pemerintah, memperkecil angka backlog rumah bukanlah perkara mudah. Karenanya, seluruh elemen bangsa harus bahu-membahu membantu merealisasikan pembangunan Sejuta Rumah. Oleh karena itu, sampai saat ini kami tetap komit membangun rumah terjangkau bagi MBR,” jelas Asmat.

Baca Juga: Setelah Chadstone, SPS Group Garap Superblok Baru di Cikarang

Lebih lanjut, sambung Asmat, untuk menekan angka backlog, setidaknya pemerintah harus mampu membangun 2,2 juta unit rumah per tahun plus kebutuhan rumah yang bertambah secara reguler setiap tahun.

“Sehingga apabila ingin menyelesaikan persoalan backlog rumah dalam lima tahun ke depan, maka pemerintah harus mampu membangun sekitar 3 juta unit rumah setiap tahun,” kata Asmat.

“Inilah yang harus di-create oleh pemerintah dengan cara merevisi harga rumah subsidi berdasarkan daya beli masyarakat di setiap kota. Kemudian juga menawarkan insentif yang menarik dan jangka waktu kredit yang lebih panjang dengan bunga ringan,” sambung Asmat.

Bangun 40 Ribu Rumah Pekerja

Untuk mendukung ketersediaan rumah pekerja, BPJS Ketenagakerjaan akan mengalokasikan dana ke bank pemerintah untuk menyalurkan tiga macam pinjaman dengan bunga menarik bagi para pekerja Indonesia. Diantaranya adalah Uang Muka Perumahan, KPR dan Renovasi Rumah.

Untuk para pengembang yang membangun perumahan sesuai kriteria yang telah ditetapkan BPJS Ketenagakerjaan, akan diberikan kredit konstruksi dengan bunga menarik.

Rudy Prayitno, Sekretaris Jenderal DPP KSPSI (Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia) yang juga anggota Dewan Jaminan Sosial Nasional, mengatakan bahwa wilayah Cikarang dan sekitarnya punya potensi besar dalam hal penyediaan rumah pekerja.

Baca Juga: Meski Lebih Jauh dari Jakarta, Cikarang Paling Diminati

Kata dia, saat ini ada sekitar 240 ribu pekerja yang tersebar di wilayah Cikarang. Para pekerja tersebut rata-rata menerima upah di atas Rp3 juta per bulan.

“Sehingga dia punya kemampuan untuk mencicil rumah pekerja ini. Apalagi cicilannya juga hanya sekitar Rp900 ribu per bulan dan flat selama 20 tahun,” kata Rudy.

Program Rumah Pekerja dikhususkan bagi para pekerja saja. Syaratnya, tentunya mereka yang sudah anggota BPJS Ketenagakerjaan. Kemudian dikhususkan juga bagi pekerja yang belum punya rumah atau rumah pertama. Atau setidaknya tidak ada masalah di BI Checking.

Baca Juga: BI Checking dan Jurus Pengembang Mengatasinya

“Uang muka untuk rumah pekerja hanya 1%. Kalau di sini harganya Rp148 juta, itu berarti mereka hanya membayar Rp1.480.000,” jelas Rudy.

Kerjasama dengan SPS Group ini juga merupakan yang pertama kali diadakan. Sebanyak 40 ribu unit rumah masuk dalam program kerjasama tersebut.

“Target kami hingga akhir tahun ini mudah-mudahan bisa mencapai 5.000 unit rumah pekerja yang terserap,” ungkapnya.