Tidak semua pengembang mengaplikasikan teknologi ini, lantaran harganya yang sangat mahal. Sementara investasi untuk sebuah sensor VWSG saja sekitar Rp8 juta. Synthesis Residence Kemang mengeluarkan investasi sekitar 100 juta hanya untuk sebuah tiang bored pile.

Di era modern saat ini, penggunaan teknologi merupakan hal yang lumrah, termasuk dalam proses pembangunan sebuah gedung. Dengan teknologi bangunan lebih bisa dipastikan tingkat kekuatan dan kualitas, serta kenyamanannya bagi penghuni. Salah satu yang kerap digunakan saat ini adalah Vibrating Wire Strain Gauge atau VWSG.

Baca Juga:

VWSG merupakan sebuah sensor yang berguna untuk mencatat perubahan/pergeseran yang kemudian dikonversi menjadi regangan (strain), yang terjadi pada pondasi atau tiang-tiang utama penyangga sebuah bangunan gedung. Dengan mengetahui besarnya regangan tersebut, pada akhirnya akan didapatkan besarnya beban maksimal untuk menopang bangunan tersebut.

Investasi Mahal

Salah satu pengembang yang kini sedang mengaplikasikan teknologi VWSG adalah Synthesis Development melalui proyeknya Synthesis Residence Kemang di Kemang, Jakarta Selatan yang kini telah memasuki pengerjaan pengerjaan basement.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, pengerjaan 1.236 tiang bored pile untuk fondasi Tower Nakula dan Sadewa telah rampung seluruhnya. Dan pengerjaan tiang bored pile tersebut menggunakan sensor VWSG.

Bored pile mampu menopang beban bangunan yang ada di atasnya hingga 500 ton, jika dikerjakan secara tepat. Untuk memastikan itu, salah satu langkah yang kami lakukan adalah dengan menggunakan sensor VWSG. Lewat keberadaan sensor ini, akan dapat diketahui reaksi bored pile saat dibebani. Tentunya bukan beban yang kecil untuk menopang bangunan 30 lantai di atasnya,” ujar Erwin Basuki, Project Manager Synthesis Residence Kemang, melalui keterangan tertulisnya.

Untuk diketahui, tanah pada proyek Synthesis Residence Kemang terbagi menjadi 6 lapis ke dalam. Sensor-sensor VWSG tersebut ditanamkan di dalam bored pile sesuai posisi setiap lapisan tanah tersebut.

“Pada satu posisi lapisan tanah, kita pasang dua sensor pada bored pile. Jadi satu bored pile punya dua belas sensor,” kata Erwin.

Adapun investasi untuk sebuah sensor VWSG saat ini berkisar sekitar Rp8 juta. Artinya pada sebuah bored pile, Synthesis Residence Kemang mengeluarkan uang hampir mencapai Rp100 juta.

“Jadi tidak heran jika tidak semua developer memanfaatkan teknologi seperti ini,” imbuhnya.

Hingga saat ini pengerjaan proyek Synthesis Residence Kemang tetap berjalan sesuai target waktu. Erwin optimis proyek tersebut dapat diselesaikan pada tahun 2020.