Salah satu stimulus dari BI adalah suku bunga acuan turun sebesar 25 basis poin menjadi 5,75%. Kondisi ini ternyata berdampak pada penjualan properti di beberapa proyek pengembang.

PropertiTerkini.com – Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) telah menggelar berbagai stimulus bagi perekonomian Indonesia. Salah satu stimulus tersebut adalah suku bunga acuan turun sebesar 25 basis poin menjadi 5,75%.

Baca Juga: Sinergi Perumnas dan BTN Berikan Subsidi Bunga KPR 4,5 Persen

Adanya suku bunga acuan turun tersebut ternyata cukup berdampak positif bagi pengembang properti, salah satunya adalah proyek hunian Skandinavia yang dikembangkan oleh PT Pancakarya Griyatama.

Sugiyanto Lie, Direktur Sales Apartemen Skandinavia mengatakan bahwa, dengan adanya kebijakan BI tersebut akan berimbas langsung terhadap sektor properti, dimana bunga KPA juga turun.

“Pengembang akan semakin percaya diri. Dan otomatis meningkatkan peluang penjualan,” ujar Sugiyanto kepada media dalam acara Open House, Apartemen Skandinavia di Tangerang, Sabtu (27/7/2019).

Baca Juga: Bank Danamon Beri KPA di Sayana Apartments

Bahkan, kata dia, angka average selling 15 unit pun sudah tercapai sejak pertengahan Juli ini.

TC Property

Pada saat ini, Sugiyanto melanjutkan, sudah lebih dari 55 unit Apartemen Skandinavia yang telah dihuni dan ditempati. Menurutnya, permintaan untuk sewa juga semakin meningkat.

“Ini menjadi bukti bahwa kebutuhan pasar untuk berhuni dan berinvestasi di kawasan ini semakin baik,” tegasnya.

Atas dasar ini, pengembang Skandinavia pun meluncurkan Host by TC Property, dimana host ini akan membantu pemilik apartemen dalam menyewakan unitnya.

Baca juga: Hitung-hitungan Untung Investasi di “Fika Rooms”, Skandinavia

“Banyak customer yang bingung setelah beli unit yang kosong. Mereka harus cari furnish sendiri, belum model desainnya. Padahal pasar sewanya ada. Sehingga di sini kami membantu mereka untuk bisa menyewakan bulanan atau tahunan,” jelasnya.

Namun berbeda dengan Fika Rooms yang sudah diluncurkan sejak beberapa waktu lalu. Menurut Sugiyanto, TC Property lebih menjadi semacam secondary agency dari Skandinavia.

Lebih rinci dijelaskan, kelebihan TC Porperty adalah pemilik unit langsung menerima uang sewa jika ada penyewanya. Sebaliknya, biaya service charge akan ditanggung sendiri jika unitnya tidak disewa.

Saat ini sudah lebih dari 10 unit yang disewa melalui TC Property. Biaya sewanya berkisar mulai Rp4-7 jutaan per bulan.

Baca Juga: Investasi Properti di Skandinavia, Terlalu ‘Menggoda’

“Kalau Fika Rooms lebih seperti hotel yang di-operate oleh sebuah tim manajemen. Bahkan Fika rooms juga akan muncul aplikasi pemesanan hotel online,” katanya. Adapun Fika Rooms ditargetkan sebanyak 300 unit dari total unit di Skandinavia.

Apartemen Skandinavia berjumlah sebanyak 1.065 unit. Saat ini hanya tersisa sekitar 200 unit. Harga terkini berkisar mulai Rp1,1 miliar fully furnished untuk tipe 2 bedroom junior.

Dampak Infrastruktur

Maraknya pembangunan infrastruktur di wilayah Tangerang juga dinilai ikut memacu pertumbuhan properti di kawasan itu.

Pembangunan empat proyek tol sepanjang 65,52 kilometer, misalnya, kehadiran jalan tol yang mencakup Tol Serpong-Balaraja, Tol Cinere-Serpong, Tol Kunciran-Serpong dan Cengkareng-Batu Ceper ini akan memacu pergerakan properti wilayah sekitarnya, terutama Tangerang.

Baca Juga: Tol Cijago Seksi 2 Segera Beroperasi

Tangerang juga diuntungkan dengan adanya Tol Merak-Jakarta dan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) 1 dan 2. Selain jalan tol juga adanya rencana Pemkot untuk membangun flyover yang melewati Stasiun Poris.

“Adanya infrastruktur tentunya akan semakin membuka peluang kenaikan properti,” tegas Sugiyanto.

Dia mencontohkan, adanya kenaikan signifikan pada produk ruko yang pernah dipasarkan. Harga awal mulai Rp800 jutaan, kemudian naik menjadi Rp1 miliar, naik ke Rp1,2 miliar, hingga Rp1,6 miliar.

Baca Juga: Tol Desari Seksi I Beroperasi, Selanjutnya Sawangan – Bojong Gede

“Tapi hari ini harganya bisa sampai Rp3,8 miliar lebih. Ini kan kenaikan secara organik, bukan kami lagi yang menaikkan properti tersebut. Sehingga market yang akan menentukan harga tersebut dengan melihat seberapa besar dampak adanya infrastruktur tersebut,” jelas Sugiyanto.