Di tahun 2018 ini, Summarecon Agung menawarkan produk properti yang harganya terjangkau konsumen, yakni rumah di bawah Rp2 miliar serta akan membuat skema pembayaran yang memudahkan pembeli properti.
Hingga Mei 2018 PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) telah membukukan marketing sales (pra-penjualan pemasaran) sebesar Rp1 triliun, atau 25 persen dari target sepanjang tahun 2018 sebesar Rp4 triliun. Target ini naik 12 persen dibandingkan realisasi marketing sales 2017 sebesar Rp3,6 triliun.
Baca Juga:
- Pemegang Saham Ciputra Development Peroleh Dividen Juli Mendatang
- Transformasi Digital, Perkuat Laba Bersih Meliá Hotels International
- Tahun Ini BSDE Target Marketing Sales Rp7,2 Triliun
“Pencapaian 25 persen atau senilai Rp1 triliun dengan kontributor terbesar dari Summarecon Serpong, 50% lebih,” ujar Presiden Direktur PT Summarecon Agung Adrianto P Adhi kepada awak media usai pemaparan Public Expose Summarecon Agung di Kelapa Gading, Jakarta, Kamis (8/6/2018)
Meski berjalan lebih lambat di semester I 2018 ini, namun Andrianto optimis akan terealisasi pencapaian tersebut. Isu politik jelang pemilihan kepala daerah dan pemilihan presiden 2019 mendatang sedikit banyak berpengaruh, namun Andrianto yakin sektor properti akan tetap tumbuh.
“16 paket kebijakan dari pemerintah tentunya akan menjaga iklim investasi tetap kondusif. Satu aturan pemerintah yang sangat menguntungkan bisnis properti juga adalah dimana pemerintah memangkas Pajak Penghasilan (PPh) atas penjualan properti dari 5% menjadi 2,5% Angin segar dari Bank Indonesia yang akan memberikan relaksasi terhadap loan-to-value (LTV), sehingga akan mendorong lebih bagus bisnis properti kita,” urai Andrianto.
Dalam kesempatan itu, Adrianto juga mengatakan bahwa Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), yang dilakukan Kamis 7 Juni 2018, telah memutuskan untuk pembagian dividen sebesar Rp5 per saham senilai Rp72 miliar. Dividen itu setara dengan 20 persen dari laba bersih perseroan tahun 2017 lalu.
“Dividen akan dibayarkan tanggal 20 Juli 2018. Sisa laba bersih tahun 2017 akan digunakan untuk laba ditahan senilai Rp432,22 miliar. Laba itu akan digunakan untuk mendukung pengembangan operasional usaha perseroan,” tandas Adrianto.
Lebih lanjut Adrianto menambahkan bahwa saat ini Summarecon sedang menggarap proyek di Makassar, Sulawesi Selatan dengan luas lahan mencapai 329 hektar. Proyek itu menelan biaya Rp500 miliar dan masih dalam tahap persiapan infrastruktur seperti pembuatan jalan dan rumah contoh. Proyek township ke-6 Summarecon ini juga diharapkan dapat mendongkrak penjualan perseroan tahun ini.
“Kami akan luncurkan di Kuartal III 2018. Sehingga secara komposisi, target Rp4 triliun tersebut didapatkan dari Serpong 34%, Bekasi 22%, Bandung 21%, Kelapa Gading 10%, Karawang 7%, dan Makassar 6%,” jelas Adrianto.
Di tempat yang sama, Direktur PT Summarecon Agung Tbk Lydia Tjio mengemukakan bahwa perseroan telah menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) tahun 2018 senilai Rp2,4 triliun. Sumber pendanaan capex ini akan diperoleh dari kas internal, marketing sales dan pendanaan eksternal.
Pada tahun ini, Summarecon Agung juga masih berkonsentrasi memasarkan hunian di bawah Rp2 miliar yang berada di beberapa proyek berbeda. Seperti di Makassar yang rencananya akan dijual sekitar Rp1 miliar, bahkan di Karawang yang masih dijual seharga Rp600 jutaan.
One Comment
Kejar Target Rp4 Triliun, Summarecon Luncurkan Proyek Baru di Makassar | Properti Terkini
[…] […]