Tahapan konstruksi akan dimulai pada Agustus 2018 dan tahun depan Pelabuhan Patimban mulai beroperasi. Secara keseluruhan, akan rampung pada 2027. Pelabuhan ini nantinya akan melayani jenis muatan peti kemas dan kendaraan bermotor.
Propertiterkini.com – Kepastian mulai beroperasinya Pelabuhan laut Patimban di Kabupaten Subang, Jawa Barat, pada 2019 kian mendekati nyata.
Penandatanganan Kontrak Pembangunan Pelabuhan Patimban telah dilaksanakan oleh Pejabat Pembuat Komitmen Pembangunan Pelabuhan Patimban Paket 1, Aditya Karya dan Konsorsium Perusahaan Indonesia dan Jepang selaku Kontraktor Pelaksana Paket 1, yaitu Penta Ocean, Toa, Rinkai, PT. Wijaya Karya dan PT. PP Tbk yang diwakili oleh Hiromu Sinoda di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta, Jumat (27/7/2018).
Baca Juga:
- Setelah Tol Bocimi dan Jalur Ganda KA, Pemerintah Bangun Bandara Sukabumi
- Mendarat Perdana, Jokowi: Bandara Kertajati Akan Terintegrasi dengan Pelabuhan Patimban
- BEKASI-PURWAKARTA: Menuju Megapolitan 2045
Adapun kontrak paket 1 ini akan meliputi antara lain pembangunan dermaga dan pengerukan kolam pelabuhan.
“Kita harapkan awal bulan depan sudah mulai konstruksi dan bisa dikerjakan dalam beberapa bulan. Insyaallah tahun depan kita bisa mengoperasikan kegiatan di Pelabuhan Patimban dengan pertama kali mengoperasikan car terminal dan RoRo,” ujar Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi saat menyaksikan penandatanganan tersebut.
Sebelumnya, pada saat melakukan pendaratan perdana bersama pesawat kepresidenan di Bandara Kertajati di Kabupaten Majalengka, jelang akhir Mei lalu, Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa kelak Bandara Kertajati akan terintegrasi dengan Pelabuhan Patimban.
Baca Juga: Jika Kawasan Industri Bekapur Terintegrasi, Apa yang Akan Terjadi?
“Kita juga ingin nantinya Bandara Kertajati ini terintegrasi dengan Pelabuhan Patimban karena jarak dari sini ke Patimban kurang lebih 40-an kilometer,” ungkap Presiden.
Menurut Jokowi, dengan terintegrasinya kedua fasilitas dan infrastruktur ini akan memudahkan dan memberikan fasilitas pelayanan kepada investor yang masuk, sehingga pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat juga akan bisa lebih meningkat dan lebih baik.
Sebagaimana publikasi Humas Kemenhub, pembangunan Pelabuhan Patimban ini akan dilaksanakan dalam tiga tahap. Tahapan konstruksi akan dimulai pada Agustus 2018, soft opening pada awal tahun 2019 dan ditargetkan rampung secara keseluruhan pada tahun 2027.
Pada tahap pertama, Pelabuhan Patimban direncanakan akan dapat melayani 3,5 juta peti kemas (TEUS) dan 382.000 kendaraan bermotor (CBU).
Pada tahap kedua, kapasitas pelayanan akan meningkat menjadi 5,5 juta TEUS dan pada tahap ketiga akan meningkat kembali hingga 7,5 juta TEUS.
“Tahap pertama membangun 1 juta TEUS dan bisa dikembangkan menjadi 3,5 TEUS. Finalnya sesuai masterplan menjadi 7,5 juta TEUS,” sebut Menhub.
Secara umum, pada saat Pelabuhan Patimban mulai beroperasi, maka akan melayani jenis muatan peti kemas dan kendaraan bermotor yang diangkut menggunakan kapal Ro-Ro.
Nantinya Pelabuhan Patimban juga akan didukung area sarana penunjang (backup area) untuk mendukung efisiensi logistik dari dan ke Pelabuhan Patimban seluas lebih kurang 356 hektar.
Nilai kontrak Paket 1 adalah sebesar Rp6.061.135.260.121 (enam triliun enam puluh satu miliar seratus tiga puluh lima juta dua ratus enam puluh ribu seratus dua puluh satu rupiah).
Adapun total rencana biaya Paket 1 yang terdiri atas 3 Paket Konstruksi dan 1 Paket Supervisi hampir mencapai Rp9 triliun.
Pelabuhan Patimban mulai beroperasi tahun depan ini merupakan salah satu proyek strategis nasional pelabuhan baru yang akan dibangun di Kabupaten Subang, Jawa Barat.
Pembangunan pelabuhan ini berdasarkan Peraturan Presiden No.47/2016 tentang Penetapan Pelabuhan Patimban Di Kabupaten Subang Provinsi Jawa Barat Sebagai Proyek Strategis Nasional, dan Peraturan Presiden 58/2017 tentang perubahan atas Perpres No. 3/2016 mengenai Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.
Pembangunan Pelabuhan Patimban ini dilaksanakan melalui pendanaan dari Official Development Assistance (ODA Loan) Pemerintah Jepang.
Selain itu pembangunan Pelabuhan Patimban juga merupakan penanda eratnya kerja sama bilateral antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Jepang yang sudah terjalin selama 60 tahun.
Adapun tujuan Pembangunan Pelabuhan Patimban antara lain adalah untuk mengurangi biaya logistik dengan mendekatkan pusat produksi dengan pelabuhan, memperkuat ketahanan ekonomi, mengurangi tingkat kemampatan lalu lintas di Jakarta dengan pembagian arus lalu lintas kendaraan, serta menjamin keselamatan pelayaran termasuk area eksplorasi migas.
“Patimban sangat strategis, karena tumpuan dari industri ada di Jawa Barat dan Jawa Tengah, sehingga dengan adanya Patimban, daerah ini memiliki dua pelabuhan yakni Tanjung Priok dan Patimban,” pungkas Budi Karya.