Tak becus menangani bau tak sedap yang menguap dari Kali Item, akhirnya Kementerian PUPR mengambil alih penanganan Kali Item. Melihat tindakan positif yang dilakukan Kementerian PUPR, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ‘ngambek’ lewat pernyataan kerasnya dengan mengatakan bahwa Kementerian PUPR telah memperkeruh polemik penanganan Kali Item.

Baca Juga:

Anies menyebut salah satu staf khusus Kementerian PUPR telah memperkeruh polemik Kali Item. Namun, pihak Kementerian PUPR membantah tudingan Anies. Justru Kementerian PUPR membantu Pemprov DKI Jakarta dalam upaya membersihkan Kali Item.

Seperti diketahui, persiapan Asian Games 2018 sudah tinggal beberapa hari lagi, maka penyelesaian masalah Kali Item harus cepat dan tuntas. Wajar saja kalau Kementerian PUPR mengambil alih penanganan bau di Kali Item, karena Anies Baswedan dinilai tidak mampu memberikan solusi terbaik terhadap persoalan bau tak sedap Kali Item. Tentu saja, tindakan yang dilakukan Kementerian PUPR itu tidak semena-mena, tetapi berdasarkan izin Presiden.

Sebagai pemimpin Jakarta, seharusnya Anies tidak perlu ‘ngambek’ apalagi tersinggung dengan membuat pernyataan yang bersifat provokatif. Sudah sewajarnya Anies bersyukur dan berterima kasih kepada Kementerian PUPR karena masalah Kali Item clear.

Dampaknya justru nama Pemprov DKI jadi baik di mata masyarakat. Polemik penanganan Kali Item yang berlarut-larut dan semakin dekatnya jatuh tempo pelaksanaan Asian Games 2018, akhirnya bisa diselesaikan tepat waktu.

Padahal, sesungguhnya sejak awal, Anies Baswedan harus mengakui bahwa dirinya memang tidak mampu menangani Kali Item. Bukan suatu hal yang tabu, bila Anies minta bantuan Kementerian PUPR untuk bersama-sama menangani bau tak sedap di Kali Item. Bantuan PUPR menangani Kali Item ini, sama halnya seperti bantuan PUPR saat menangani trotoar di Jalan Sudirman. Semua yang dilakukan PUPR sudah tepat sasaran.

Untuk itulah, Anies tidak perlu merasa otoritasnya diambil alih oleh PUPR. Dengan kata lain, Anies tidak perlu baper. Sikap Anies yang baper terhadap penanganan Kali Item dan trotoar di Jalan Sudirman, justru semakin menunjukkan bahwa Anies bukanlah seorang pemimpin yang bijak dalam menyelesaikan berbagai persoalan publik di Jakarta.

Anies Baswedan Tak Mampu

Ketidakbecusan Anies Baswedan menyelesaikan Kali Item juga mendapat kritik keras dari pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna. Menurut Yayat, pemasangan waring di Kali Item sangat tidak efektif. Pemakaian waring tidak menyelesaikan masalah. Tindakan itu hanyalah sebuah cara instan untuk menutupi masalah yang sebenarnya. Akar masalahnya Pemprov DKI tidak mampu membersihkan Kali Item.

Pendapat serupa juga dikemukakan dosen teknik lingkungan ITB, Agus Jatnika. Menurut Agus, bau tak sedap yang muncul di Kali Item adalah akibat proses anaerob sehingga terbentuk gas yang tidak masuk kategori organik. Gas itu masih bisa lolos meski dihalangi membran semipermeabel, sehingga pemasangan waring sangat tidak efektif. Agus menyarankan penggunaan absorben untuk mengurangi bau. Absorben itu diletakkan di dalam kali.

Penanganan Kali Item juga bisa dilakukan dengan cara membungkus karbon aktif dengan kain dan ditanam ke dalam air. Pemprov DKI juga bisa memakai aerator dan nano bubble untuk menghilangkan bau di Kali Item. Langkah itu akan efektif asalkan diletakkan di hulu kali, bukan hilir.

Solusi Kali Item

Saat ini, untuk mengurangi bau di Kali Item, tim Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung Cisadane, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air telah menggunakan belasan mobil pompa air dan mengalirkan air dari Ciliwung untuk menjernihkan aliran Kali Item.

Adapun upaya yang dilakukan adalah dengan penggelontoran air di Kali Sentiong dengan cara membuka pintu air Gang Kelor (PA Sentiong). Air berasal dari Bendung Katulampa di Bogor yang dialirkan hingga ke Kali Sentiong melalui Kali Baru Timur. Di samping itu secara paralel juga dilakukan upaya mengalihkan aliran air Kali Item ke Kali Sunter dengan cara dipompa sehingga mengurangi debit air kotor yang masuk ke kali Sentiong.

Uji coba skema ini telah dilakukan selama seminggu, mulai tanggal 5 hingga 11 April 2018 lalu dan berdasarkan observasi telah memberikan hasil yang cukup baik dalam mengurangi bau kali. Upaya rekayasa aliran dengan skema serupa kembali dilakukan pada Rabu dan Kamis, 25-26 Juli 2018 lalu dengan menggunakan 5 mobil pompa berkapasitas masing-masing 160 liter/detik dari BBWS Ciliwung-Cisadane dan 6 mobil pompa berkapasitas 250 liter/detik dari Dinas PU DKI.