Forbes menjelaskan kiprah Forest City Malaysia yang mengungguli kota-kota lain di dunia dengan jaringan transportasi dan pertamanan yang memanfaatkan konsep tiga dimensi dalam perencanaan serta tata letaknya.
PropertiTerkini.com (Johor Bahru, Malaysia) – Forest City, kota canggih (smart city) di Malaysia – dibangun pengembang real estat asal Tiongkok Country Garden bersama Pemerintah Negara Bagian Johor – disebut sebagai salah satu model perkotaan di dunia yang melestarikan alam.
Baca Juga: 5 Kota Baru Dunia yang Akan Mengguncang Masa Depan
Pengakuan ini diberikan Forbes atas pendekatan inovatif Country Garden saat membangun sebuah kota berdasarkan konsep stratifikasi tiga dimensi dalam hal tata letak rute transportasi dan taman vertikal. Forbes memuat hal ini di dalam artikel bertajuk “5 New Cities That Are Set To Shake Up The Future“.
Paradigma Baru
Artikel Forbes ini menjelaskan kiprah Forest City yang mengungguli kota-kota lain di dunia dengan jaringan transportasi dan pertamanan yang memanfaatkan konsep tiga dimensi dalam perencanaan serta tata letaknya, yakni menambahkan lapisan vertikal—sesuatu yang jarang dipertimbangkan di kebanyakan lingkungan perkotaan yang biasa ditemui.
Menurut General Manager, Forest City, Wu Huixi, sebagaimana dikutip dari laman PR Newswire, sistem ramah lingkungan yang terdiri atas taman vertikal, taman gantung, dan taman di atap gedung kelak dibangun di seluruh kota berdasarkan perencanaan arsitektur dan desain proyek.
Baca Juga: Masa Depan Pengembangan Properti: Pengembang Tiongkok Beralih Menjadi Penyedia Robot
Langkah ini bertujuan untuk menciptakan lanskap, dapat digambarkan sebagai hutan vertikal, tempat bagi alam dan gedung-gedung berdampingan secara harmonis.
Desain tiga dimensi dan taman vertikal menganut konsep Forest City yang menghasilkan ekosistem lengkap dan ramah lingkungan, memanfaatkan sumber daya angin, cahaya, dan air demi mengurangi konsumsi energi, menjamin udara bersih bagi penghuni, mengumpulkan air hujan untuk melindungi sumber daya air serta menurunkan polusi suara.
Selain itu, para penghuni di distrik mana pun dalam kawasan kota modern ini mudah menjangkau satu atau lebih rute sistem transportasi tiga dimensi.
“Jumlah kepemilikan mobil penumpang yang tumbuh pesat dapat memperumit jaringan jalan. Dengan demikian, Forest City akan terbagi ke dalam tiga lapisan—area hunian yang dibangun di lapisan bawah bersama jaringan transportasi, dan area parkir berada di lapisan tengah serta paling bawah, bertujuan untuk menciptakan lingkungan aman bagi pejalan kaki. Desain tiga dimensi tersebut akan mendukung pengembangan ekosistem alam dan memperbesar tingkat penggunaan lahan,” terang Wu.
Baca Juga: Forest City Malaysia, Kota Canggih yang Mengguncang Masa Depan
Country Garden, perusahaan yang mengembangkan Forest City, juga berfokus pada pelestarian alam selama proses konstruksi. Forest City menanamkan dana RM 2,5 juta (sekitar US$ 600.000) untuk mendirikan kawasan cagar alam bagi rumput laut, bekerja sama dengan sejumlah universitas lokal.
Upaya ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dari habitat duyung, kura-kura laut, dan kuda laut, di antara sejumlah spesies yang terancam punah.
Kota canggih ini juga berencana untuk membangun delapan instalasi pengolahan air limbah, kelak memanfaatkan bioteknologi guna mengubah air limbah menjadi air daur ulang yang siap dipakai kembali. Fasilitas tersebut merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan irigasi dan mengurangi beban pada sistem air Johor Bahru.
Diakui Secara Luas
Para pakar industri yakin, aspek pelestarian alam di Forest City bergantung kepada kemampuannya dalam membangun sejumlah gugus bisnis dan merekrut tenaga kerja dari seluruh dunia.
Ekonom Zhao Guangbin dalam kunjungannya ke proyek ini berkata, di samping membangun komunitas yang nyaman dihuni, Forest City Malaysia perlu menciptakan sebuah lingkungan yang kondusif bagi bisnis demi menjamin aspek pembangunan berkelanjutan.
Baca Juga: Smart Governance, Jakarta Smart City Gandeng Nodeflux
“Namun, kota ini juga harus mengatasi sejumlah tantangan baru ketika menarik minat berbagai perusahaan agar mau membangun fasilitas di sini, alih-alih sekadar membangun gedung-gedung tinggi,” katanya.
Para arsitek dan desainer dunia pun mengakui keberadaan proyek prestisius tersebut sebagai kota terbaik dunia. Para profesional di sektor bangunan dan konstruksi menilai kota ini sebagai penggerak Gerakan Kota Taman, konsep perencanaan kota yang dirintis pada awal abad ke-20.
“Kami mewujudkan impian sebuah kota taman melalui Forest City yang tampil lebih dari sekadar konsep perencanaan kota mekanis,” ungkap Benjamin Warner, salah seorang tokoh yang berpengalaman luas dalam menerapkan berbagai program dan praktik pendidikan arsitektur di Inggris dan Jepang.
Ketika mengomentari lokasi geografis Forest City dalam kunjungannya ke proyek ini, Penasihat Kehormatan Singapore Digital Chamber of Commerce Victor Tay bilang, “Forest City secara strategis terletak di antara pusat transit Singapura dan Johor.”
Baca Juga: Gandeng Microsoft, Sinar Mas Land Pelopori Konsep Smart City
Dia menyebutkan, Forest City dan Singapura, kini menjadi lokasi kantor regional milik 70 persen perusahaan yang terdaftar di dalam Fortune 500, saat ini terhubung dengan satu jembatan.