Marc’s Boulevard Batam adalah proyek mixed use terbaru dari Triniti Land di Batam Center. Pengembang yang telah berusia 10 tahun ini berkomitmen untuk meluncurkan produk baru di setiap tahun.

PropertiTerkini.com – Pasca pemilu presiden atau sekitar 6 bulan hingga 1 tahun, pasar properti diyakini akan kembali melambung. President & CEO Triniti Land, Ishak Chandra mengatakan bahwa selama 4 periode sebelumnya juga mengalami hal yang serupa.

Baca Juga: Awal 2019, Triniti Land Garap Properti di Batam

Oleh karena itu, PT Perintis Triniti Properti (Triniti Property Group) atau Triniti Land tengah mempersiapkan beberapa proyek baru. Salah satunya adalah proyek mixed use Marc’s Boulevard Batam yang berada di Batam Center, Kepulauan Riau.

“Di Batam kami akan launching antara bulan Juli atau Agustus tahun ini. Dan kemungkinan besar juga kami akan groundbreaking tahun ini juga,” ujar Ishak kepada awak pers, di Jakarta, Minggu, (12/5/2019).

Marc’s Boulevard Batam dibangun di lahan seluas 23 hektar dan terdiri dari 5 distrik. Pengembangannya dibagi dalam 3 fase. Setiap fase memakan waktu pengerjaannya kurang lebih 4 sampai 5 tahun.

Ishak juga menambahkan, total gross development value (GDV) proyek Batam kurang lebih sekitar Rp5-7 triliun. Untuk itulah, lanjut Ishak, pihaknya sudah melakukan pre-sales dari sekarang. Dari pre-sales itu sudah terjual 45-50 persen.

Baca Juga: Pollux Habibie Pasarkan Tower A5 Meisterstadt Batam, Mulai Rp1,6 Miliar

Triniti menggandeng partner lain dalam menggarap proyek itu dengan komposisi 70:30. Fase pertama, akan dibangun kondovila dan shop house. Saat ini dipasarkan dengan harga mulai Rp400 jutaan.

“Kami jual mulai Rp400 jutaan tapi itu sedikit sekali. Rata-rata sudah Rp1 miliaran. Dan justru yang lebih laku malah yang harga Rp1 miliaran ke atas,” ungkap Ishak.

Adapun untuk kondovila di tahap awal, dari sebanyak 240 unit, baru launch 130 unit. Sampai April sudah 50-an unit yang terjual.

“Dari unit memang sedikit. Tapi kalau dari value-nya sudah 40-45 persen. Untuk penthouse sudah habis di dua tower. Paling kecil harga penthouse Rp2 miliar. Tapi ada dua orang yang ambil langsung Rp5-6 miliar,” kata Ishak.

Baca Juga: Sang “Bintang Spanyol” Itupun Mulai Diserahkan

Menurut Ishak, produk Triniti Land Batam, kelasnya berbeda dari project properti lainnya karena keberadaan proyek tersebut bukan sekedar untuk investasi saja, tapi juga untuk dihuni.

Triniti Land memasuki usianya yang ke 10 tahun. Perayaan sederhana dilakukan di Mall Kota Kasablanka, Jakarta, Minggu (12/5/2019)./ Foto: Padre – PropertiTerkini.com

“Proyek Batam ini agak berbeda. Kami bangun benar-benar jadi space for living, bukan hanya space for investment. Jadi di Batam yang lain bangun kecil, kami bangun dengan ukuran lebih besar. Yang lain bangun 40-60 persen dari total luas lahan, kami hanya 20-25 persen saja. Orang bangun high rise, kami bangun low rise,” terangnya.

Ishak menuturkan Batam adalah kota yang pertumbuhan populasinya paling cepat yaitu 8-11 persen per tahun. Bahkan menjadi salah satu yang terbesar di dunia. Sampai sekarang, Batam masih menjadi free trade zone dan dekat dengan Singapura.

“Salah satu kejelekannya dulu, kenapa Batam tidak growing seperti seharusnya. Itu karena dualisme kepemimpinan. Tapi sekarang Presiden Jokowi sudah menyatukan antara BP Batam dan Pemkot Batam. Sehingga ini yang akan membuat Batam tumbuh lebih kencang,” terang Ishak.

Baca Juga: Raih Penghargaan, PGL Group Genjot Penjualan Ratnamaya Home Resort Bali

Selain itu, Laporan Bank Indonesia juga menyatakan bahwa pada kuartal IV tahun lalu, ada 4 kota dengan pertumbuhannya sangat cepat. Selain Batam, kemudian di Lampung, Manado dan Denpasar.

“Kami juga akan buka satu proyek baru di Lampung. Dekat tol,” imbuh Ishak, tanpa merinci soal rencana proyek tersebut.

Selain proyek Batam, saat ini Triniti Land juga sedang menyelesaikan beberapa proyek lain. Seperti Collins Boulevard dan The Smith.

“Untuk Collins, baru selesai tahap pondasi. Kami sedang proses tender untuk menentukan main contractor, sehingga akan memulai usai Lebaran,” kata Vice President Triniti Land, Bong Chandra.

Sementara itu proyek The Smith pengerjaannya dilakukan oleh PT Total Bangun Persada. Menurut Direktur Triniti Land, Kevin Jong, proses pengerjaannya sangat cepat, bahkan lebih cepat dari schadule yang telah ditetapkan.

Baca Juga: Konstruksi Jalan Tol Manado-Bitung Dilanjutkan, Beroperasi 2020

“Sekitar pertengahan tahun depan sudah terlihat semuanya, sekaligus hand over. Sedangkan topping off mungkin di akhir tahun ini,” sebut Kevin.

Ishak meyakini bahwa proyek baru yang diluncurkan pun akan menuai sukses sebagaimana proyek-proyek Triniti sebelumnya. Alasannya, kata dia, setiap produk baru selalu memiliki konsep tepat yang selalu dibutuhkan konsumen.

“Makanya tidak heran jika di 10 tahun Triniti Land sudah seperti perusahaan besar yang berdiri dan tumbuh lebih dari 10 tahun,” tutup Ishak.